“Eomma?” panggil Kyungsoo sambil masuk ke dalam kamar Hyo Jin. Ia mendudukkan diri di samping sang ibu sambil menatapnya, lalu tanpa diminta Hyo Jin mengeluarkan apa isi pikirannya. Sebenarnya ia senang mendengar Kyungsoo berkencan, hanya saja jika itu dengan Mia yang karakternya sangat di luar perkiraan Hyo Jin, ia kurang setuju.
Jihyun ia jadikan alasan, jadi ia berharap Kyungsoo mencari perempuan sebaik mantan kekasihnya itu.
“Kalau kau ingin berteman dengannya, tak masalah. Kau bisa menjaga hubungan yang baik dengannya demi nenek yang sudah sakit-sakitan itu. Tapi kalau untuk dijadikan kekasih ...” Hyo Jin menggenggam tangan Kyungsoo sambil menggeleng pelan.
Kyungsoo mengangguk sambil berkata, “Dia sendiri yang bilang kalau kami tak punya hubungan apa-apa, eomma. Lagipula aku tak menyukainya.”
Lelaki itu mengusap tangan Hyo Jin dengan lembut, namun entah kenapa ia sedikit aneh ketika mengatakan kenyataannya bahwa Kyungsoo tak menyukai Mia. Walau begitu, ia tetap menemani Hyo Jin yang mengkhawatirkan dirinya untuk memilih pasangan.
Sementara di sisi lain, Mia sedang sibuk diinterogasi oleh para wanita. Mereka penasaran kenapa bisa dirinya menaklukan Kyungsoo yang cuek luar biasa itu. Padahal Mia sudah menyanggah beberapa kali dan meyakinkan bahwa mereka tak punya hubungan apa-apa, tapi mereka semua selalu bisa mengelak dan menganggap itu hanya sebuah candaan.
“Aku punya kakak yang punya karakter lebih-lebih daripada Kyungsoo. Jadi untuk menghadapinya bukan masalah besar,” ucap Mia setelah menelan kuenya.
“Aku terkejut kau punya kakak yang mirip dengan Kyungsoo oppa, sedangkan kau sendiri bisa semenyenangkan ini,” celetuk Sohyun sambil tertawa. “tapi syukurlah. Dengan itu aku harap Kyungsoo oppa bisa melupakan mendiang kekasihnya.”
Mia mengerutkan keningnya mendengar itu, ia segera saja bertanya masa lalu Kyungsoo yang sebenarnya tidak seharusnya ia tahu. Walau awalnya mereka terkejut karena Mia tak tahu, namun pada akhirnya bergantian mereka menjelaskannya.
Sungguh ia tak menduga bahwa Kyungsoo punya masa lalu yang begitu kelam. Ia jadi tak enak hati karena sering meledeknya jomblo dari lahir. Dan tak lama setelah ia melamun, Kyungsoo mengajaknya pulang.
Yuh Jung sudah menahan, tapi cucunya itu tetap berkukuh untuk mengantar Mia pulang dengan alasan ibunya tak mengizinkan gadis itu kembali ke rumah saat malam. Mia pun sempat menyanggah bahwa Shin Hye tak mengatakan itu dan dengan sok tahunya bilang bahwa bohong adalah sebuah dosa besar.
Tapi ia tetap ditariknya.
***
“Aku tak tahu kalau kau ditinggal oleh kekasihmu,” ujar Mia setelah mereka berdua keluar dari mobil.
“Itulah sebabnya aku belum bisa berhenti untuk mengendalikan mimpi.” Mia yang mengerti maksudnya sedikit-banyak merasa prihatin. “hyung-mu ada di dalam?”
“Kenapa memangnya?” tanya Mia bingung. Kyungsoo hanya memintanya untuk memanggilkan saja dan Shownu pun keluar. Tanpa gadis itu tahu, Kyungsoo izin menginap di rumahnya untuk mengajarkan Mia.
Walau gadis itu menolak karena takutnya Kyungsoo lelah, nyatanya lelaki itu bersikeras untuk tetap mengajarkan Mia dengan metode baru dan memaksa untuk menginap karena cara lain ini akan sedikit sulit.
“Bukan karena ingin cepat-cepat pisah denganku, kan?” tanya Mia dengan ragu. Saat dalam perjalanan ke rumah, Kyungsoo memang menjelaskan apa yang terjadi di kamar ibunya tadi walau tidak seluruhnya. Ia masih punya hati untuk mengatakan yang sejujurnya kalau Hyo Jin kurang suka pada Mia, padahal gadis itu sungguh sangat peka. “Aku selalu menganggap itu omong kosong jika kau bilang ingin segera menyelesaikan urusanmu denganku, tapi …”

KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Wall
FanfictionKetika si pengendali mimpi bertemu dengan Author Fanfiction yang mengandalkan mimpi untuk tulisannya. Ada yang tahu jika mimpi sebenarnya bisa dikendalikan? Jika tidak, ayo berkenalan dengan Mia Melody. Gadis pengangguran yang punya pekerjaan sampin...