103.Secret

6.2K 928 233
                                    

Ingat ya, semua yang tertulis disini cuma fiksi. Jadi jangan membenci siapapun. Bawa santuy aja.

Voment Jan poho.

****

Rasa kesal menghampiri kamu setelah acara makan malam selesai. Sejujurnya apa yang dilakukan Suga selama makan malam tadi menurut kamu itu gak wajar.

Suga terus menerus menyudutkan calon kakak iparnya yang bahkan gak punya salah sama dia.

Kamu berdiri menyilangkan kedua tangan didepan dada. Menatap kesal suami kamu yang lagi duduk diatas kasurnya.

"Kamu kenapa sih Yoon? Ada masalah apa kamu sama Kak Aeri? Kasian dia loh gak salah apa-apa tapi kamu menyudutkan dia." Omel kamu.

Suga menatap kamu malas. "Kamu gak sadar? Yang sebenarnya lagi disudutkan itu kamu. Dari awal juga papah menyudutkan kamu terus."

Kamu menunjuk diri sendiri dengan ekspresi kebingungan. "Huh? Naya? Tapi aku gak ngerasa kayak gitu kok. Aku gak merasa disudutkan sama papah."

Suga menghela nafasnya, dan menggeleng heran. Entah istrinya ini polos sampe gak menyadari apa yang sebenarnya terjadi, atau emang gak peka dengan keadaan sekitar.

"Kamu gak tersindir gitu waktu papah bilang, mumpung masih muda jadi harus produktif?"

Kamu diem, otak kamu berusaha mencerna maksud ucapan Suga itu.

"....papah terlalu membanggakan dia. Sementara kamu empat tahun jadi menantunya, apa pernah dia memuji kamu sampe segitunya?"

Ini poin yang sebelumnya gak kamu sadari. Mungkin aja papahnya Suga bukan gak banyak bicara. Tapi dia cuma mau bicara sama orang yang dianggap layak.

Kamu mendekati Suga dan duduk disampingnya. Dengan tangan menyentuh lembut pundaknya.

"Yoongi wajar dong kalo emang papah bangga sama calon menantunya. Secara emang Kak Aeri layak buat dapetin itu. Dia hebat, pinter, seperti apa yang papah bilang tadi" Ucap kamu.

"... sedangkan aku." Kamu menundukkan kepala dan meremas ujung baju yang kamu pake. "Aku emang gak layak buat di puji kan. Cuma lulusan SMA. Kuliah aja gak lulus. Jadi apa yang bisa dibanggakan?" Kamu masih berusaha buat tersenyum. Walaupun emang hati kamu merasakan getir.

"Ini yang aku gak suka, kamu gampang ngerasa buruk didepan aku. Makanya aku gak kasih ijin kamu buat mainan sosmed. Karena diluar sana mereka gampang banget kasih komentar buruk. Bertahun-tahun aku meminimalisir komentar buruk sekarang malah papah yang kayak gitu. Gimana aku gak kesel."

Emangnya sejak kapan kamu dianggap pantas bersanding sama Suga? Bahkan sampe sekarang kamu masih gak tau kenapa pernikahan kamu semudah itu. Padahal Suga adalah orang penting.

Dia pantes dapat yang lebih baik dari kamu.

"Aku bertahan karena sayang aku ke kamu tulus. Walaupun dunia setiap hari bilang kalo aku gak pantes buat kamu. Dan kenyataannya juga aku emang gak pernah pantes kan?"

"Haishh.. udah udah, omongan kamu makin ngelantur. Mending kamu tidur aja deh."

Suga menarik tubuh kamu berbaring di atas tempat tidur. Memposisikan dirinya senyaman mungkin biar dia bisa peluk kamu. Juga untuk memastikan kamu bisa merasakan perlindungan dalam pelukannya.

"Aku gak mau kebanyakan janji, yang jelas aku mau tetep disamping kamu, apapun yg mereka bilang tentang kamu. Aku gak akan peduli." Suga ngecup pucuk kepala kamu dan membawa kamu terlelap menuju ke alam mimpi.

DATING WITH SUGA [ON PROCESS TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang