4. Bobo Siang

8K 720 57
                                    

"Onik! Ayo tho le bobo siang dulu!"

"Gamau Bunda! Onik mau main!"

"Mainnya nanti sore lagi, sekarang bobo dulu sambil nunggu ayah pulang ya," Rian bersandar di pintu belakang, tubuhnya lelah karena mengejar Onik yang terus kabur darinya.

"Gamauuuuu," Onik kembali lari ke dalam.

"Yaudah yaudah gausah bobo siang, tapi mainnya di dalem aja ya? Bunda capek, Onik."

Anthony mengangguk. Lalu duduk di depan TV yang menayangkan kartun kesukaannya.

Rian jatuh di sofa, badannya lelah seharian mengikuti Anthony yang lari kesana kemari. Belum lagi membereskan kekacauan yang dibuat Anthony.

Rian tidak sadar kalau dirinya ketiduran di sofa dan membiarkan pintu depan terbuka. Beruntung Fajar pulang dengan cepat dan mencegah terjadi sesuatu pada Anthony.

"Dek?"

"Eh," Rian bangun dengan kaget. "Mas kapan pulang?"

"Barusan. Kamu ketiduran, tapi pintu depan kamu biarin terbuka, untung Onik ga keluar tadi."

"Yaampun maaf Mas, Ian ga sadar."

"Besok-besok kalo capek ajak Onik main di kamar aja. Lagian Onik kok ga bobo siang sih?"

"Gamau dia nya. Kabur terus. Mas udah makan siang?"

"Udah. Gih sana istirahat lagi. Biar Mas yang jaga Onik."

*****

"Onik mau liat festival lumba-lumba ga?"

Anthony mengangguk. "Mauuu,"

"Mas, Onik ga tidur siang tadi, nanti dia malah ketiduran,"

"Udah, percaya aja sama Mas."

Mereka pergi setelah makan malam. Setelah berkeliling selama kurang lebih 1 jam, Anthony mulai rewel.

"Ayah, pulang,"

"Katanya mau liat festival lumba-lumba?"

"Pulanggg," Tangan kecilnya mengusap-usap matanya.

"Onik ngantuk?"

Anthony mengangguk. Tangan satunya memeluk kaki Rian dan menyandarkan tubuhnya.

"Tapi Ayah masih belum mau pulang,"

Mata Onik mulai memerah. "Pulangggg- hiks,"

Rian langsung menggendong Onik, "Iya iya kita pulang sekarang."

Di mobil,

"Onik liat Ayah." Anthony memilih tetap memejamkan matanya di dekapan Rian.

"Onik, liat Ayah. Dengerin Ayah dulu." Fajar memaksa Anthony duduk dengan benar.

"Enggghhh," Anthony merengek.

"Mas, mau ngapain sih?" Fajar mengabaikan Rian.

Alfian's FamilieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang