Cemilannya silahkan~
Tari 17 tahun. Rinov 15 tahun.
Ulang tahun Tari.
"Nov! Jajan yuk!" Ajak Akbar.
"Engga ah, lupa bawa uang,"
"Tumben,"
Rinov mengangkat bahu tidak peduli. "Yaudah gue kantin ya, mau beli cilok,"
Rinov mengangguk. Kembali tidur di kelas.
.
"Papi, uang jajan Linop udah habis," Cengir Rinov.
"Baru Papi kasih kemarin loh," Ricky mengeryit tidak suka.
"Beli yupi," Jawab Rinov cuek.
"Jajan mulu sih anak ayam," Celetuk Tari.
"Jangan dibiasain boros dong Dek," Sahut Debby.
Rinov manyun. Meminum susunya dengan cepat. "Mommy, mau bawa bekal,"
"Loh tumben? Ga takut diledekin?"
"Biarin aja, mau nasi goreng pake sosis Mom, bawang bombaynya yang banyak,"
Mengabaikan tingkah anak laki-lakinya yang beberapa hari ini aneh, Debby segera membuatkan nasi goreng untuk Rinov.
.
Beberapa hari kemudian,
"Adek mana?" Tanya Ricky.
"Dikamar,"
"Ngapain sih dia dari pagi dikamar mulu?" Tanya Tari.
Debby mengangkat bahu tanda tidak tahu, "cuma keluar pas sarapan tadi. Trus masuk lagi,"
Sedangkan Rinov, Ia asyik membongkar celengannya selama 2 bulan ini.
"Yes! Dapet banyak! Bisa beliin sepatu yang Kakak mau!"
Rinov dengan riang menghitung jumlah uangnya. Lalu memasukkannya dalam dompet dan disimpan ditas.
.
Besoknya,
"Nov, mau ikut main PS ga?"
"Engga! Gue ada urusan!" Rinov kemudian langsung kabur.
Akbar menatap heran temannya. Kenapa dia, pikir Akbar.
Karena Akbar dapat tugas piket, Ia menbereskan kelas dulu sebelum menyusul teman-temannya yang sudah duluan ke tempat PS.
Tapi di parkiran,
"Akbar,"
"Eh Om Ricky," Salim Akbar. "Ngapain Om?"
"Rinov mana?"
Akbar mengeryit. "Udah pulang duluan tadi, katanya ada urusan. Diajak main PS aja gamau,"
