Fajar 24 tahun. Rian 22 tahun.
"Kenapa sih lu?" Tanya Kevin.
"Diem deh, suara lu bikin gue sakit telinga tau!"
"Sensi banget ini bocah, lagi PMS ya?" Celetuk Ihsan.
"Galau dia Beb, Fajar lagi sibuk," Sahut Bayu tiba-tiba.
Kevin mencibir, "Namanya juga lagi skripsi, biarin aja sih Yan,"
"Siapa bilang Fajar lagi sibuk skripsi?! Dia lagi selingkuh tau!"
"Hah?!" Kalimat Rian sukses membuat mereka bertiga kaget.
"Gimana maksudnya Yan?"
"Gatau!"
"Ini anak sebenernya kenapa sih?" Tanya Kevin heran.
Ihsan kemudian berseru kecil, tapi sanggup membuat mereka menoleh. "Itu Fajar kan? Yang lagi sama Fikri?"
Mereka menoleh, menemukan Fajar yang sedang memasang mading bersama Fikri.
"Kan gue bilang apa, dia lagi selingkuh!" Gerutu Rian.
"Yan bentar deh, lu salah paham kayaknya. Itu mereka cuma masang mading loh,"
"Bodo! Pokoknya dia lagi selingkuh!"
Bayu mendekatkan wajahnya pada Rian, "Ga dikasih jatah ya sama Fajar? Sensitif banget,"
Kalimat Bayu sukses mendapat pukulan di kepalanya. Membuatnya meringis kesakitan karena tenaga Rian yang tidak main-main.
"Udah tau Rian kalau lagi kesel gitu, masih di pancing juga. Sakit sendiri kan," Ihsan mengelus kepala Bayu karena diminta.
Tidak lama Fajar menghampiri mereka, masih dengan Fikri di belakangnya.
"Huft, capek." Ujar Fajar.
Kehadirannya tidak dihiraukan oleh Rian. Padahal Fajar sudah menempatkan diri di sebelahnya.
"Dek? Kenapa cemberut gitu?" Tangan Fajar mengusap kepala Rian.
"Apa sih! Ga usah pegang-pegang!" Tepis Rian.
"Kenapa sih sayang? Bilang coba, aku punya salah apa? Atau kamu mau apa? Nanti aku beliin,"
"Bucin," Gumam Kevin dan Ihsan bareng.
"Serius deh ini kamu kenapa? Tadi pagi masih baik-baik aja,"
"Katanya lu selingkuh Jar," Sahut Kevin.
"Hah? Sama siapa?"
Kevin melirik Fikri yang duduk di sebelahnya. Yang dilirik sibuk menegak es teh manis.
"Yaampun sayang enggak gitu, aku tuh cuma masang mading sama Fikri, bukan selingkuh,"
Fikri yang mendengar kalimat Fajar langsung tersedak.
"Selingkuh! Dari pagi berduaan mulu! Terus itu punya HP juga dianggurin aja kerjaannya! Buang aja sekalian HP nya kalau ga dipake!" Sembur Rian.
"Mas rapat tadi Dek, ketuanya ga hadir, jadi Mas sebagai mantan ketua disuruh mimpin rapat, trus masang mading ke semua fakultas sama Fikri, Mas ga lihat HP sama sekali,"
"Bertiga kan bisa! Rame-rame gitu! Dari ruang rapat berduaan mulu! Emang gaada anggota yang lain apa?!"
Kevin, Ihsan dan Bayu pandang-pandangan. Serem cuy, batin mereka.
Fikri yang jadi objek pembicaraan mencoba bersuara. "Anu- Mas Rian," Tapi tidak jadi saat Rian menatapnya tajam.
"Tau ah! Aku mau pulang!"
"Dek, nanti dulu," Tahan Fajar.
"Apa sih?! Nanti ga usah ke apartemen aku! Pulang ke apartemen kamu sendiri!"
Fajar menahan tangan Rian. Memaksanya menghadapnya.
"Mau berdua, bertiga, aku pergi sama siapa aja, aku ngapain sama mereka, aku bisa jamin aku ga selingkuh. Aku ga ngapa-ngapain sama Fikri di ruang rapat tadi. Masalah mading, yang lain udah dapat tugas masing-masing jadi aku bantuin Fikri karena aku kasihan. Itu aja ga lebih."
Rian masih mode ngambek. Bibirnya masih cemberut.
"Dek, Mas harus gimana coba biar kamu maafin Mas? Donat selusin mau? Atau chessecake?"
"Enggak!"
"Beneran? Mau apa?"
Rian menggeleng. Lalu menunduk.
Fajar hampir kehilangan akal. Tapi kemudian Ia mengangkat kepala Rian, mengecup bibirnya cepat.
"Masih marah?" Jari Fajar mengelus pipi Rian.
Rian menggeleng pelan. Pipinya merona.
"Gausah cemburu sama Fikri atau siapa pun, Mas cuma cinta kamu." Rian mengangguk, Ia menyembunyikan wajahnya di pundak Fajar.
"Mon maap ya pasangan kelebihan hormon yang suka cium-cium sembarangan, ini masih di kampus kalau lupa," Celetuk Ihsan.
"Ga ngaca." Balas Rian.
"Kangen Kokoh kan jadinya huee-," Lirih Kevin.
"Ibul salah apa Ya Tuhan, kenapa Ibul harus terjebak diantara pasangan bobrok kayak giniii, kenapa juga Ibul masih jomblo sampai sekarang??" Keluh Fikri.
"Ga nyambung!" Seru Rian, Kevin dan Ihsan bersamaan.
"Ibul di bully mulu," Fikri sudah akan memasang wajah menangis ketika kakinya di tendang Fajar.
"Sakit Jar!"
"Pergi gih sono, ntar pacar gue ngambek lagi."
"Iya iya," Fikri bangkit. Tapi tangannya meraih beberapa snack di meja. "Bayarin ya Jar! Jangan lupa es teh gue!"
"Sialan bocah!" Gerutu Fajar.
"Mas, mau donat,"
"Tadi katanya ga mau?"
"Yaudah, ga usah pulang ke apartemen aku beneran nanti!"
"Iya iya abis ini beli donat, jangan diusir dong, dingin tau tidur sendiri."
"Sakarepmu!"
For: HanByulla
Iya tau pendek. Niatnya mau double up malah baterai habis.
Nanti kalau sempet aku double deh. Baik kan aku apdet mulu sesuai permintaan kalian 😜
Met bukaaa 🍹🍹
