Warning: Ini panjang sekaliiiiiiiii
Aku kebablasan sampai 6k wkwk
Sorry gais kalo capek nge scroll boleh istirahat dulu hehe
Plot from: chocochipzter with little bit modification
Enjoy gais! 💕
"Ssh, kamu gapapa kan?"
Belum sempat Fikri mendapat jawaban, tubuhnya terdorong kesamping. "Aduh!" Sikunya yang luka kembali bergesekan dengan aspal, mengakibatkan lukanya membesar.
Seorang laki-kaki dewasa yang menenangkan anak perempuan menangis menarik atensi Fikri. Saat laki-laki tersebut menggendong anak kecil itu dan hendak berlalu, Fikri kembali membuka suara.
"Hellooo, ini yang nolongin manusia ya, bukan hantu!"
Laki-laki tersebut akhirnya kembali menoleh. Merutuki kebodohannya karena terlalu panik lalu buru-buru menghampiri Fikri.
"Kamu gapapa?"
Fikri memutar mata malas. "Nih, udah berdarah segini banyaknya masih nanya gapapa?!"
"Maaf-"
"Makanya ya Om, kalau punya anak dijagain! Bukan ditinggal main HP, dasar orang tua zaman sekarang!"
"Saya minta maaf, tunggu disini sebentar, saya belikan obat dulu,"
"Ga butuh! Saya buru-buru!" Fikri lalu bangkit. Menghiraukan lukanya yang masih mengeluarkan darah, Ia buru-buru pergi.
.
"Ky! Tangan lo kenapa?!"
"Jatoh,"
"Kok bisa?!"
"Bawel banget ya Daf, biarin gue nafas dulu kenapa sih!"
Daffa mencibir. Kakinya dengan sengaja menendang kursi Fikri lalu melemparkan tisu dan plester. "Bersihin baju lu tuh, bentar lagi Direktur baru mau datang,"
Fikri misuh-misuh. Tapi mengambil tisu dan bergerak ke toilet. Membersihkan lukanya serta kemeja putihnya yang kotor dan menempelkan plester.
Saat kembali, semua teman-teman satu divisinya sudah berbaris dan terlihat ketuanya tampak sedang memperkenalkan sang Direktur baru. Fikri buru-buru berbaris dipaling ujung. Saat tiba gilirannya, Fikri sontak mengumpat dalam hati melihat siapa Direktur barunya.
Sang Direktur, menatapnya lama sampai ketua divisi Fikri menyadarkannya, kemudian sebaris kalimat membuat Fikri kembali mengumpat. "Kamu- keruangan saya,"
"Mau diapain lu Ky?"
"Tau ah, dah minggir lo," Fikri lalu melangkahkan kakinya mengikuti sang Direktur.
"Masuk,"
Fikri masuk, menatap sebuah meja dengan plat nama 'Bagas Maulana'.
