Anthony 17 tahun. Reza 14 tahun.
Reza menatap tajam sekitarnya. Tangannya dengan posesif merangkul pundak Rian erat.
"Kenapa dek?"
"Bunda di liatin orang. Ejak ga suka."
Rian tertawa. "Mereka kan punya mata. Biarin aja."
"Tapi Ejak ga suka. Bunda Ejak bukan pajangan buat diliat-liat. Untung gaada Ayah. Coba ada Ayah."
"Jangan coba-coba bilang sama Ayahmu kalau banyak yang ngelirik Bunda!"
"Enggak. Ejak mau bilang Ayah. Biarin aja nanti Bunda ga boleh keluar rumah lagi!"
"Ejak!" Tangan Rian menjewer Reza.
"Bunda ish! Ini tempat umum tau! Main jewer-jewer aja sih!"
"Ya lagian kamu juga. Udah buruan di dorong trolinya. Ga usah nge rangkulin Bunda terus!" Rian kembali berjalan menyusuri rak-rak makanan. Mengambil bahan-bahan yang di perlukan.
"Bunda, Ejak mau udang goreng tepung nanti malam."
"Tapi Aa' mau ayam kecap,"
"Udang aja," Rengek Reza.
"Besok aja ya? Bunda udah terlanjur janji sama Aa',"
"Yaudah, tapi abis ini beli McD,"
Rian berhenti, berbalik menatap Reza. "Dek, Bunda bisa di marahin Ayah kalau ketahuan ngajak kamu jajan McD."
"Enggak bakalan, kalo ga nanti Ejak bilangin Ayah loh!"
"Yaudah iya iya. Kamu mah bisa aja ngancamnya!"
Mereka menuju restoran cepat saji itu setelah menyelesaikan belanja mereka. Reza meraih kantung belanja di tangan Rian lalu berujar, "Bunda yang antri ya? Ejak mau kayak biasa," Cengirnya.
"Dasar anak kurang ajar." Gumam Rian.
Butuh lumayan lama untuk Rian mengantri. Di tengah-tengah Reza memperhatikan Bundanya mengantri, tiba-tiba Ia menggeram. Kakinya langsung melangkah menuju Rian.
"Bisa Anda menjauh?" Desis Reza.
Rian menoleh. Begitu pula dengan seseorang yang sejak tadi menggoda Rian.
"Ja," Panggil Rian saat melihat wajah Reza.
"Anda siapa ya?"
"Saya yang harusnya bertanya Anda siapa!" Bentak Reza.
"Saya hanya ingin berkenalan. Anda ada hubungan apa dengannya?"
Reza menarik tangan sang Bunda mendekat kearahnya. Menggenggamnya kuat.
"Kalau saya bilang dia tunangan saya apa Anda akan pergi?" Putra bungsu Rian itu mengangkat tangan mereka yang tertaut. Menampilkan lingkaran perak di jari mereka.
Rian terbelalak seketika. Begitu pula dengan orang di hadapannya.
"Kita pulang aja, aku ga mood lagi." Gumam Reza. Masih dengan tangannya menggenggam Rian, Reza mengambil barang belanjaan mereka dan pergi.
