11. Dewasa

5.6K 588 60
                                    

Reza 10 tahun.


"Ja, kamu ganti seprei lagi?" Tanya Rian.

Reza yang sedang minum susu tiba-tiba tersedak. "I-iya Bun, Ejak ga sengaja numpahin susu tadi malem,"

Rian masih menatap Reza yang tiba-tiba menjadi gugup. Berusaha menerka ada apa dengan putra bungsunya.

Baru ingin bersuara lagi, dipotong oleh anak sulungnya.

"Yah, ayo berangkat, Aa' ada tugas piket pagi," Anthony yang baru turun langsung menarik tangan Ayahnya.

"Sarapan dulu A'," Tegur Bunda.

"Ga sempet Bun, dibawa aja ya?"

"Yaudah tapi habisin susunya."

Mereka berangkat setelah Anthony menerima bekal dari Rian. Rian yang curiga dengan sikap Reza, menuju halaman belakang tempat cucian digantung dan memeriksa seprei Reza.

"Nodanya putih, tapi kayaknya bukan susu," Gumam Rian. "Lagipula kalau cuma susu, kenapa Reza sampai mencuci sendiri seperti ini?"

*****

Siangnya, ketika Reza kembali dari sekolah, Rian menemukan ada yang aneh dari putranya.

"Ejak kenapa?"

"Gapapa Bun, Ejak capek aja tadi abis main bola." Reza merebahkan tubuhnya sofa, dengan kepala di pangkuan Rian.

"Jak, kamu tahu kan kamu punya Ayah, Bunda sama A' Onik?"

"Kenapa Bun?"

"Kalau ada apa-apa bilang ya, cerita sama Bunda."

Reza mengangguk. Ia kemudian beranjak ke kamarnya.

*****

"Mas,"

"Hn?"

"Kayaknya Ejak mulai puber deh,"

"Oh," Fajar tetap fokus pada HP nya. Rian yang diacuhkan langsung kesal.

"Mas liatin apa sih?! Masa Iannya di anggurin?!"

Fajar meletakkan HPnya, lalu berbalik menghadap Rian.

"Terus Mas harus gimana?"

"Ya ngomong gitu ke Reza kayak dulu kamu ngomong ke A' Onik."

"Anthony kan nanya langsung dek, kalo Reza kan diam aja, nanti kalo Mas nanya tiba-tiba dia malah ga mau jawab."

"Ya tapi kan kalo ga dibilangin dari sekarang dia malah nyari tahu sendiri Mas,"

"Enggak. Percaya sama Mas. Biarin dulu aja. Reza mungkin cuma kaget. Nanti kalo udah beberapa hari dia masih diam baru Mas ajak bicara."

*****

Beberapa hari setelah itu, Reza memilih tetap diam. Akhirnya Fajar memutuskan untuk mengajaknya berbicara lebih dulu. Laki-laki kelahiran Majalaya itu membuka pintu kamar putra bungsunya. Mendapati Reza yang terduduk di meja belajar.

"Ja,"

"Eh, kenapa Yah?"

"Gapapa. Lagi apa?"

"Belajar."

"Ja, umur kamu sekarang berapa sih?" Tanya Fajar setelah terdiam lama.

"Ish! Masa umur anaknya sendiri lupa! Ejak udah 10 tahun!"

"Eh udah gede ya? Perasaan baru kemaren Ayah gendong kamu pas rewel."

"Masa Ejak mau kecil terus?!"

"Tapi Ejak tahu ga, tandanya laki-laki mulai dewasa itu?"

"Apa?"

"Coba pegang leher Ejak, ada apa disana,"

"Ada jakun,"

"Suara Ejak tambah berat kan?"

"Iya,"

"Trus apa lagi?"

Reza seketika terdiam. Kepalanya menunduk menghindari tatapan Ayahnya.

"Ejak udah belajar biologi belum?"

"Udah,"

"Trus? Udah tahu dong cara hadirnya Ejak gimana?"

"Udah,"

"Gimana coba?"

Muka Reza memerah seketika. Fajar yang melihat hanya tergelak.

"Ja, semua laki-laki pasti mengalaminya. Enggak mungkin enggak. Jadi ga usah malu."

"Ejak takut Yah,"

"Itu bukan penyakit, sayang." Fajar mengelus kepala Reza lembut. "Itu tandanya kamu mulai dewasa."

"Ayah dulu umur berapa?"

"Sama kayak kamu. 10 tahun juga, trus Ayah nanya sama kakek. Kata Kakek persis sama yang Ayah bilang barusan."

"Jadi, gapapa ya Yah? Ejak gapapa kan ya?"

"Gapapa. Besok-besok Kalau kejadian lagi, bilang aja sama Bunda. Gausah malu."

Reza mengangguk.

"Nah Ayah cuma mau bilang, berarti kan Ejak sekarang udah besar. Udah dewasa. Jangan buat ulah yang bikin malu semua orang ya? Nanti kalau Ejak udah punya pasangan, pasangannya itu dijaga, oke?"

Reza mengangguk lagi.

"Ingat pesan Ayah ya? Jangan jadi kayak Ayah dulu. Punya A' Onik duluan sebelum Ayah punya kerjaan. Kasian nanti pasangan kamu kalau diajak susah kayak Bunda dulu."

Reza tertawa. Ia ingat dulu pernah diceritakan bagaimana hadirnya Aa' nya itu.

"Iya Ejak janji, nanti Ejak bakal jagain Akbar sampai Ejak sukses trus Ejak mau lamar Akbar."

"Belajar dulu yang benar! Baru mikirin lamaran!" Fajar gemes sendiri mendengar kemauan anaknya.









For: poppunoid

Aneh maapin ya kak

Alfian's FamilieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang