37. Takbiran

3.1K 445 65
                                        

Anthony 17 tahun. Jonatan 16 tahun. Reza 14 tahun. Fani 4 tahun.







"Kak Onik!! Takbiran yuk!!"

"Bentar Jo! Masuk dulu!"

Jonatan melepas sendalnya lalu masuk dengan pelan. Langsung disambut dengan tubrukan kecil di kakinya.

"Koko Jona mau kemana sama Aa'?"

"Mau takbiran. Fani mau ikut?"

"Takbilan tuh apa?"

"Keliling komplek sambil pukul-pukul bedug. Sambil main sama anak-anak yang lain."

"Mau ikut~"

"Tanya Bunda dulu,"

"Bunda, Fani mau ikut Koko Jona-"

"Ga usah! Nanti nyusahin Aa'!" Sahut Reza.

Fani menatap Abangnya dengan cemberut. "Apa cih Abang, Fani ga tanya Abang!"

"Fani mau ikut Koko Jona? Gausah ya? Dirumah aja sama Bunda sama Ayah. Nanti Fani ngantuk,"

Fani menggeleng, "Mau ikut Koko Jona!"

"Nanti rewel ga? Kalau nanti nangis Koko ga mau anter pulang,"

"Engga, engga nangis, mau ikut Koko Jona pokoknya! Fani ga mau dirumah sama Abang! Abang nakal!"

"Janji?" Jonatan mengulurkan jari kelingkingnya.

"Janji!"

"Terus aja Ejak ditinggal sendiri!"

"Akbar kemana emang?" Tanya Anthony yang baru turun tangga.

"Akbar kan ke Tasik dari kemarin," Manyun Reza.

Anthony menepuk kepala Reza beberapa kali sebelum menggandeng tangan Fani, "Selamat jadi nyamuk adeknya Aa',"

Reza semakin manyun. Apalagi ditambah sang Ayah yang mengompor-ngompori kejombloannya dengan merangkul pundak sang Bunda.

"Ja, kamu ga mau ikut Aa' takbiran juga aja?"

"Trus liatin Aa' pacaran?"

"Kan anak-anak yang lain banyak Ja, emang temenmu Akbar doang?"

"Gaada Akbar ga seru Bun, gaada yang digangguin."

"Akbar mulu, bucin banget hidup kamu," Sindir Fajar.

"Tolong Bapak Alfian yang terhormat. Butuh dibeliin kaca ga? Kok ga ngaca banget hidupnya,"

"Sana gih jauh-jauh. Di kamar kek, video call sama Akbar kek, ngapain kek, gausah ngerusuh disini," Rian mendorong Reza yang duduk di karpet.

"Apa sih Bun, Ejak mau nonton film."

"Nonton di kamar aja. Bunda mau berduaan sama Ayah,"

Reza mencibir, "mentang-mentang puasa udah selesai, berduaan mulu kerjaannya. Lagian kenapa ga Ayah sama Bunda aja sih yang pindah?"

Alfian's FamilieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang