Bulan pertama
"Masih mual?" Tanya Fajar.
Rian menggeleng. Mengusap bibirnya dan menegak air hangat yang di sediakan Fajar
"Mau lanjut makan?"
Rian menggeleng lagi. "Nanti dulu, mau teh mint aja."
Fajar segera meraih cangkir dan membuat teh mint. Sedang Rian menelungkupkan kepalanya di meja. Mengusir rasa pusing yang mendera.
"Nih,"
Rian langsung menyesap tehnya. Lumayan mualnya sedikit hilang.
"Mas harus kerja," Ujar Fajar.
"Harus banget?" Rian mencucu.
"Dek, Mas kan cuma karyawan biasa. Ga bisa bolos seenaknya."
"Yaudah tapi pulangnya bawain donat."
Fajar mengangguk. "Nanti kalau udah ga mual dihabisin ya makannya." Kemudian Fajar mengecup kening Rian singkat sebelum berangkat.
Bulan pertama, Rian hanya merasakan morning sickness seperti ibu hamil lainnya.
*****
Bulan ketiga,
Rian asyik menguyah keripik kentang di pangkuannya. Matanya fokus pada layar kaca yang menampilkan kartun tom&jerry.
Hari sudah sore tapi Rian belum juga mandi. Bahkan bajunya masih yang dipakainya dari kemarin malam.
Tidak lama Fajar pulang, menemukan Rian di posisi yang sama seperti saat dia meninggalkannya tadi.
"Udah mandi dek?" Rian menggeleng. Tangannya terus memasukkan keripikir kentang ke mulutnya.
"Mandi dulu. Udah sore. Ga risih apa ga ganti baju?"
"Gamau."
Fajar menarik paksa keripik kentang di tangan Rian. Membalik tubuh Rian agar menghadapnya. "Mas Fajar!"
"Mandi dulu. Kamu ga mandi dari kemarin sore."
"Gamau! Iyan gamau!" Tangannya berusaha meraih keripik kentangnya lagi. Matanya mulai memerah saat Fajar semakin menjauhkan cemilannya.
"Hiks- balikin keripik Iyan," Rian benar-benar sudah menangis. Nafasnya sesenggukan di dada Fajar.
Fajar menghela nafas. "Yaudah tapi cuci muka sama ganti baju ya?" Rian tetap menggeleng.
"Gamau kena air," Rengeknya.
Fajar tidak punya pilihan. Sepertinya Ia akan menuruti kemauan Rian lagi kali ini daripada suami manisnya ini terus menangis.
Bulan ketiga, Rian mulai terjangkit virus malas. Tidak suka air bahkan untuk sekedar cuci muka.
*****
Bulan keempat,
"Dek, kamu beneran ga mau mandi?"
