5. Dede Bayi

9.5K 719 99
                                        

Fajar terbangun tengah malam ketika ia mendengar suara air mengalir. Ia menoleh ke samping dan hanya menemukan Anthony yang masih terlelap dengan selimut birunya.

Ia melangkah ke kamar mandi, menemukan Rian yang terduduk di samping kloset dengan muka pucat.

"Dek? Kamu kenapa?"

"Eh, keganggu ya Mas?"

"Enggak." Fajar jongkok. "Kamu kenapa?"

"Gapapa. Muntah sedikit tadi, kayaknya aku masuk angin."

Fajar membantu Rian kembali. Lalu Ia menggeser tubuh Anthony dan memberinya guling untuk mencegahnya terjatuh, sedang Ia sendiri kembali ke belakang Rian.

Menjadikan satu lengannya bantalan Rian dan tangan satunya mengusap punggung Rian.

"Bunda gabole cakit," Ujar Fajar mengikuti nada Anthony tadi. Rian terkekeh. Kepalanya menyandar di dada Fajar, mencari kehangatan dari suaminya.

"Bobo lagi ya? Masih tengah malem ini," Rian pun kembali terpejam di pelukan Fajar.

*****

Paginya Rian merasa tubuhnya aneh. Lemas dan tidak bertenaga. Tapi Ia memaksa bangun dan membuat sarapan setelah sebelumnya meminum secangkir teh hangat untuk asupan gulanya.

"Dek, kamu kenapa? Pucat banget?" Fajar bertanya saat turun ke bawah.

"Gapapa Mas, cuma masuk angin palingan."

"Kedokter aja ya? Mas anterin?"

"Katanya ada rapat? Gausah aku istirahat aja,"

"Beneran?" Rian mengangguk lalu menyuruh Fajar menghabiskan sarapannya dan membangunkan Anthony setelah Fajar berangkat.

*****

Entah kenapa, Rian merasa hari ini Anthony benar-benar aktif. Sama sekali tidak bisa duduk diam dalam jangka waktu yang lama. Berlari kesana-kemari, naik turun meja serta sofa.

Rian lalu merasa dirinya benar-benar lelah. Ia memijit keningnya yang terasa berat. Belum lagi mual yang dirasakan membuatnya semakin sering bolak-balik ke belakang.

Ia menghela nafas saat melihat Anthony kembali naik atas meja.

"Ayo tho le, turun. Bunda capek iki,"

"Ndaa, mainnnn,"

"Iya mainnya duduk bawah sini. Jangan di atas meja. Nanti dimarahin Ayah."

Bukannya turun, Anthony justru melompat ke sofa di sebrangnya.

"Onik! Jangan buat Bunda marah ya, turun sini!"

Ia lalu memang turun dari sofa tapi kakinya melompat-lompat mengikuti irama kartun di TV, membuat Rian semakin pusing.

"Onik, bobo siang aja yuk," Anthony menggeleng. "Janjinya sama Ayah gimana?"

Anthony tetap menggeleng. "Nanti~"

Rian pasrah. Ia mendudukkan dirinya di lantai dengan tubuh bersandar di sofa. Tidak lama, Anthony menaiki pangkuannya.

Alfian's FamilieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang