25. Berantem

5K 489 49
                                        

Anthony 17 tahun. Reza 14 tahun. Fani 4 tahun.







"Abang, Fani takut,"

Reza semakin memeluk erat tubuh kecil Fani. Tangannya menutup telinga Fani agar tidak mendengar suara-suara menyakitkan dari luar.

"Bang, hiks-"

"Sst, jangan nangis. Abang mohon Fani jangan nangis ya?" Reza buru-buru mengambil HP, menelfon Aa'nya.

"A'?"

"Kenapa Ja?"

"Pulang. Ayah-" Reza diam sejenak. "Berantem lagi sama Bunda."

"Iya iya Aa' pulang sekarang. Kamu bawa Fani main keluar dulu sampai Aa' pulang."

Laki-laki berusia 14 tahun itu kenudian meraih jaket sang adik, lalu menggendongnya keluar.

"Jajan es krim yuk sama Abang?" Fani hanya melingkarkan lengannya di leher Reza.

Mereka pergi ke mini market dekat rumah, Reza membelikan Fani es krim dan permen yupi kesukaannya.

"Udah?"

Fani mengangguk. Ia menaiki pangkuan Abangnya lagi. "Mau pulang."

"Tunggu Aa' dulu ya?"

Fani menggeleng. "Mau pulang. Fani mau Ayah!"

Reza tidak punya pilihan lain selain membawa Fani pulang.

*****

Anthony tiba di rumah tepat saat Bundanya membanting pintu kamar. Buru-buru ditahannya tangan sang Bunda.

"Bunda?"

"Apa?"

"Aa' mohon jangan berantem lagi sama Ayah. Demi Fani Bun, kasihan Fani."

"Mana Fani?"

"Onik suruh Ejak bawa Fani keluar."

"Bilang sama Ayahmu. Dia yang mancing semua terjadi." Rian melepas tangan Anthony. Berjalan ke dapur dan mengambil minum.

"Ayah!" Teriakan Fani menyadarkan Anthony. "A'! Ayah dimana?!"

Anthony menggeleng. "Fani sama Aa' dulu ya? Ayah lagi sibuk kerja."

Mata Fani mulai memerah. "Mau Ayah, hueee-" Tangisnya pecah. Rian langsung menggendongnya.

"Fani, sayangnya Bunda." Rian mengusap pelan punggung Fani. "Ayah sibuk, nak. Nanti malam aja ya sama Ayah nya?"

Fani mengangguk di leher Rian. Ia merebahkan kepalanya di pundak sang Bunda dan mungkin karena kelelahan, Ia tertidur.

"Aa' ganti baju, trus makan siang."

"Iya Bun."

*****

"A'," Panggil Reza. "Ayah sama Bunda kenapa sih?"

"Aa' ga tau dek," Anthony menghela nafas lelah. Matanya menatap Fani yang tertidur di kasurnya. "Kasihan Fani."

"Kita ga pernah liat Ayah Bunda berantem loh A', tapi Fani sekarang harus liat mereka berantem,"

"Aa' percaya Bunda bakal baikan sama Ayah. Aa' rasa mereka cuma lagi salah paham."

Reza mengangguk. "Udah sana balik kamar. Belajar."

"Iya A',"

*****

Anthony menemukan sang Ayah di dapur ketika Ia hendak mengambil minun. Perlahan Ia mendekati Fajar dan duduk di hadapannya.

Alfian's FamilieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang