Panjang, jadi sorry for typo ✌
"Dek, kamu berantem sama Nata?" Tanya Anthony.
Fani melirik, "gatau ah,"
Anthony mengeryit bingung, "lagi kenapa sih?"
"Nata sibuk A', kebangetan, masa aku baru chat sekali aja langsung diomelin," Adu Fani.
Anthony tertawa. "Ya kan Nata baru terjun ke dunia bisnis, lagi belajar anaknya, nanti dia megang perusahaan Ayah loh,"
"Ya tapi kan ga gitu juga, aku jadi paham deh kenapa Mami sama Bunda selalu bilang 'selingkuh sama kertas', gini rasanya ya,"
Anthony mengacak rambut adiknya, "Nata kerja buat kamu juga Dek, ntu gelang kalau bukan karena Nata yang beliin emang kamu punya?"
Fani menatap gelang nama yang dipakainya, "aku kan ga minta,"
"Tapi Nata mau membahagiakan kamu, mau buat kamu senang,"
"Emang kalau ujung-ujungnya aku dicuekin aku senang?"
"Kamu tuh," Anthony gemas. "Belum ngerti, nanti kalau udah nikah, paham deh rasanya,"
Fani merona. "Kejauhan Aa'!"
"Kata siapa? Kamu kan udah 22 sekarang," Tawa Anthony. "Dimaklumi aja Natanya, lagi berjuang dia, harusnya kamu dukung, bukan diambeki,"
Fani mengangguk. "Makasih Aa'!"
*****
Fani menahan kesal. Ia mencengkram HP nya dengan kuat saat panggilannya pada Nata ditolak untuk yang kelima kali.
"Ga diangkat?"
Fani menggeleng. "Nata kemana sih Pi!"
Marcus mengangkat bahu. "Lagi ditatar Jonatan kali," Tadinya Marcus ingin bergurau, tapi melihat Fani yang kesal tidak jadi.
"Udah sini, duduk dulu."
"Sebel Fani tuh Pi! Nata nyebelin!"
Marcus menepuk kepala Fani sekali. "Sabar, Tian kan lagi belajar,"
Fani manyun. Beberapa detik kemudian pintu ruangan terbuka. "Papi ngapain disini?"
"Loh, ini kan perusahaan Papi," Jawab Marcus.
"Yang kutanya Papi ngapain diruanganku,"
"Nih, ada yang mau ketemu,"
Nata melirik sekilas pada Fani. "Mau ngapain? Aku sibuk,"
Fani mendelik. "Itukah kalimat yang kamu ucapkan ke pacarmu setelah sebulan tidak bertemu?"
"Dibilang aku sibuk Fan, kita bukan anak SMA yang harus setiap hari ketemu kan?"
"Nat!"
"Apa?" Balas Nata.
Marcus angkat bahu. "Papi keluar dulu,"