87. Vito-Ikhsan (3)

1.9K 190 31
                                    

Sorry for typo

Enjoy!





Beberapa hari kemudian,

"Makan dulu Mas," Ujar Ocit.

"Aku mau cari Ikhsan, Cit,"

"Mas Vito udah berapa hari coba ga makan? Ini loh aku udah susah-susah masakin buat Mas Vito padahal aku ga bisa masak," Gerutu Ocit.

Mau tidak mau Vito tersenyum kecil. Menarik piring yang diletakkan Ocit mendekat dan mulai makan.

Tidak lama Pram masuk dan duduk disamping Vito. "Gaada laporan dari anak buahku,"

Vito tetap menyuapkan makanannya. Seolah tidak dikuyah dan langsung telan. Tidak butuh waktu lama, makanan tersebut habis dan Vito kembali berdiri.

"Aku pergi dulu,"

"Vit," Panggil Pram. "Udah malam, kamu udah berhari-hari ga tidur,"

"Aku harus cari Ikhsan," Ujar Vito keras.

Ocit memandang Vito kasihan. Ia lalu berbisik pada putrinya. Nanta kemudian berlari mengejar Vito dan memeluk kakinya.

"Om Vito mau kemana?"

"Mau keluar, sayang, Nanta bobo ya, udah malam,"

"Mau bobo sama Om Vito boleh?"

"Om Vito mau keluar, bobo sama Papi aja ya?"

Nandita menggeleng. "Sama Om Vito!"

Melihat wajah memohon Nanta membuat Vito luluh. Ia menggendong tubuh mungilnya dan melangkah kekamarnya. Niatnya hanya ingin menidurkan Nanta, tapi karena tubuh lelahnya membuatnya ikut tertidur.

*****

"Vit!"

"Kenapa?"

"Lihat siapa yang ku temukan didepan rumahmu," Pram menarik seorang laki-laki yang mengenakan kemeja rapi.

"Siapa?"

"Ga ingat? Ini anak buahnya Aca,"

"Mau apa dia?"

"Saya tahu dimana Tuan Ikhsan." Kalimatnya membuat Vito dan Pram kaget.

"Dimana?!"

"Di sebuah kontrakan kecil dipinggir kota,"

"Darimana kau tahu?"

"Sebelum Tuan Aca meninggal, Ia menitipkan amanat pada saya untuk tetap menjaga Tuan Ikhsan kapanpun itu. Begitu kemarin saya lihat Tuan Ikhsan keluar rumah ini dengan tas, saya mengikutinya,"

"Kenapa tidak dari kemarin?" Tanya Pram.

"Tuan Ikhsan sempat mengetahui keberadaan saya, maka dari itu saya bersembunyi dulu sambil memastikan Tuan Ikhsan tidak pindah tempat,"

"Antar aku kesana!" Ujar Vito.

Mereka tiba disebuah kontrakan kecil. Vito masuk seorang diri. Ia mengetuk pelan, begitu si empunya membuka pintu, bisa dilihat olehnya Ikhsan kaget.

Alfian's FamilieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang