Hai!
Dah sebulan ya hehe
Bobby 5 tahun. Yoyo 3 tahun.
"Ppa-" Sebuah suara dengan nada imut membuat Vito menoleh. "Iya Adek?"
"Ppa, ndak kelja?"
"Engga, mulai hari ini Papa kerja dirumah,"
Mata bulat Yoyo berbinar, "Belalti Ppa cama Yoyo telus?"
Suara Ikhsan menyaut, "Engga dong sayang, kan Papa tetap harus kerja, harus rapat sama Om yang lain, harus 'colet-colet' kertas,"
Yoyo manyun, Papa kok colet-colet keltas mulu cih! Tapi kalau Yoyo mau ikutan mesti ndak boyeh.
"Mau cama Ppa!"
"Iya gapapa nanti sama Papa,"
Ikhsab menoleh, "Loh katanya mau rapat?"
Vito tersenyum menenangkan. "Tapi Adek makan dulu." Vito meraih sendok plasti Yoyo, lalu menyuapinya. "Bobby sekolah?"
"Tugas menggunting dan mewarnai aja hari ini," Ikhsan lalu menatap putra bungsunya. "Dimakan wortelnya Yoyo, kalau gamau ga boleh sama Papa loh," Ancam Ikhsan.
Yoyo menatap Sang Mama dengan mata bulatnya. Mata yang selalu membuat Vito luluh tapi tidak mempan dengan Ikhsan. Melihatnya Vito tertawa. Lalu membujuk putra bungsunya.
Selesai sarapan, setelah memandikan kedua anaknya dan mengganti baju Bobby dengan seragam sekolah, Vito mempersiapkan apa yang dibutuhkannya untuk rapat.
"Mas, beneran Yoyo gapapa ikut kamu rapat?" Ikhsan menatap Yoyo yang duduk anteng dipangkuan Sang Papa.
"Gapapa," Vito kemudian menunduk, "Adek ga boleh berisik tapi ya,"
Yoyo mengangguk. Meletakkan jarinya di depan bibir, "gini Ppa?"
Ikhsan tertawa kecil. "Yaudah, aku nemenin Bobby sekolah dulu," Ikhsan menutup pintu ruang kerja suaminya.
.
"Mama! Udah siap!" Seru Bobby.
"Pinter!" Ikhsan mengacungkan jempolnya. "Sebentar Mama liat dulu tugas Bobby apa,"
Ikhsan membuka HPnya. Meneliti tugas sang anak dari gurunya. Lalu mengajari Bobby.
Kembali ke atas, Yoyo memainkan pensil yang diberi sang Papa dan mencoret-coret kertas. "Keltas Yoyo kok kosong? Keltas Ppa kok enggak?"
"Iya, kertas Papa udah ditulis, makanya Yoyo juga tulis sendiri biar sama kayak punya Papa."
Yoyo lalu dengan serius melaksanakan tugas dari Papanya. Menulis yang sebenarnya hanya menarik garis hingga ruwet.
Tidak lama, beberapa sapaan selamat pagi terdengar. Yoyo mengangkat wajahnya, menatap wajah-wajah lain yang terpampang dilayar komputer Papanya.
"Halo Om! Halo Tante!" Sapaan riang Yoyo membuat anak buah dan rekan kerja Vito yang mendengarnya tertawa.
"Wah, Bos Kecil ikut rapat sama Papa ya?"
