40. Pesawat (3) (Reza-Akbar)

3.1K 383 94
                                    

"Kamu mau kemana?"

"Kerja, kamu lupa aku dokter?"

Kemudian hening. Akbar yang menyadari Reza terdiam menghampiri suaminya yang duduk di pinggir ranjang.

"Kenapa?"

"Kalau kamu kerja, aku ngapain?"

"Dirumah. Istirahat. Kamu ga boleh capek-capek biar cepat pulih. Main sama Rafa."

"Aku ikut kamu ya?"

"Ja, kalau kamu ikut aku, nanti Rafa juga pengen ikut. Dirumah aja ya?"

Reza menggeleng. "Ada apa Ja?"

"Aku ga suka disini. Ga nyaman," Lirih Reza.

"Ini rumahmu Ja. Kamu besar disini,"

"Gamau, ikut kamu ya?"

Akbar menghela nafas pelan. "Yaudah, ganti baju sana."

Reza tersenyum lebar. Tapi bukannya beranjak untuk berganti baju, Ia justru menenggelamkan wajahnya di perut Akbar.

"Hei, aku suruh kamu ganti baju, bukan melukin aku gini, Ejak."

"Nanti dulu," Gumam Reza.

"Ejak, aku bisa telat."

"Hitung sampai 10, nanti aku lepasin."

Akbar sempat tercengang. Sebelum Ia menguasai diri dan menghitung 1 sampai 10.

Laki-laki manis itu menatap punggung suaminya yang menghilang di balik kamar mandi. Senyum tipis terukir di bibirnya.

Mungkin kamu memang amnesia, tapi jauh di bawah alam sadar kamu, kamu tetap Ejakku yang dulu.

*****

"MAU IKUT!!"

"Sayang, Papa mau kerja, bukan jalan-jalan."

"IKUT!"

"Dirumah aja sama Bunda Ian ya?"

"Gamau!" Rafa mulai menangis.

"Lagian Ejak kenapa ikut Akbar sih? Rafa kan jadi mau ikut juga." Omel Rian.

"Ejaknya mau sekalian Akbar ajak check up Bun,"

"PAPA!"

"Rafa ga boleh teriak-teriak depan Papa, Ddy gasuka." Ujar Reza. "Minta baik-baik sama Papa. Ga sopan kalau teriak-teriak sama orang tua."

Rafa cemberut mendengar omelan Reza. Tangannya disilangkan di depan dada dan bibirnya manyun. Membuat Akbar justru tertawa geli.

"Papa, Lafa mau ikut~" Rengek Rafa.

"Tapi janji ga nakal? Tunggu di ruangan Papa kalau Papa lagi kerja?"

Rafa mengangguk semangat. "Yaudah. Ganti baju dulu yuk."

"Bawa mainan boleh?"

Alfian's FamilieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang