Anthony 3 tahun.
"Besok puasa ya Mas?" Tanya Rian.
"Iya, mau sahur apa?"
"Apa yang ada aja bahannya,"
"Puaca itu apa Nda?" Tanya Anthony kecil.
"Puasa itu ga makan sama minum sampai maghrib,"
"Ndak mam? Ndak mimik? Nanti kalo lapel cama aus gimana?"
"Tujuannya memang seperti itu sayang, untuk menghargai teman-teman kita diluar sana yang kekurangan makan dan minum,"
"Ciapa?"
"Banyak sayang, ada beberapa teman-teman Onik diluar sana yang tidak bisa makan dan minum, apalagi jajan permen seperti Onik,"
"Kok kacian Nda?"
"Iya makanya Onik kalo mam dihabisin ya, kalo Onik buang-buang makanan kasihan teman-teman Onik yang ga bisa makan,"
Anthony kecil tampak berfikir. Mencermati setiap perkataan Bundanya.
*****
"Ayah! Ayah! Cetop! Mobilna cetop!"
Fajar yang mendengar seruan Anthony segera menghentikan mobilnya. "Kenapa sayang?"
"Itu! Onik mo kacih pelmen Onik buat Kakakna!" Anthony menunjuk keluar, dimana ada 2 orang anak kecil yang sedang duduk sambil berbagi makanan.
Fajar memandang Rian. Kemudian tersenyum, "kenapa Onik mau kasih permen Onik? Kalau Ayah yang minta Onik ga pernah kasih,"
"Kemalin kan kata Nda banyak yang ndak bica mam, itu kacian mamnya beldua,"
Rian sontak mencium pipi gembul Anthony. "Onik benar mau kasih permen Onik?"
Anthony mengangguk. Menunjukkan bungkus permen ditangannya. "Boleh Nda?"
"Boleh dong sayang, yuk turun."
Rian membuka pintu mobil, menggendong Anthony sebelum memberi kode pada Fajar untuk mengambil roti belanjaan mereka tadi.
"Permisi," Ujar Rian.
Dua anak kecil tadi menoleh. Yang satu berusia sekitar 7 tahun dan yang satu sekitar 4 tahun. "Iya?"
"Kalian sendiri?" Rian berjongkok didepan mereka. Memeluk Anthony yang berdiri disampingnya.
Yang lebih tua menggeleng. "Ibu lagi nyapu disana," Tunjuknya kearah jalanan.
"Kalian makan apa?" Rian melirik bungkus makanan ditangan anak tersebut. Sepertinya sudah terbuang dan mereka memungutnya kembali. "Itu kan sudah kotor, kenapa dimakan?"
"Ibu ga punya uang, gapapa kok masih bisa dimakan,"
"Jangan, buang aja ya?" Rian kemudian menerima bungkusan roti dari Fajar. "Ini, Om punya roti, dimakan ya. Kasih ke Ibu juga nanti,"
Dua anak itu saling berpandangan. Menatap minat pada roti ditangan Rian tapi tidak berani mengambil. "Gapapa ambil aja," Kata Rian.
