28. Serius

4.3K 486 64
                                        

Anthony 18 tahun. Jonatan 17 tahun. Reza 15 tahun. Fani 5 tahun.





"Aa'!"

"Aduh Ejak, kamu tuh berat! Ga sadar diri banget sih!"

Reza hanya cengar-cengir mendengar Aa' nya ngomel. Ada hiburan tersendiri buat dia kalau lihat Anthony marah.

"Gausah cengar-cengir! Pijitin ini punggung Aa', sakit tahu kamu tubruk kayak gitu!"

"Gamauuu~" Reza malah mengambil bungkus snack di meja lalu memakannya.

"Ejak! Itu punya Aa'!"

"Bagi, pelit banget sih sama adeknya sendiri!"

"Ga boleh! Balikin ga!" Anthony berusaha merebut kembali snack ditangan Reza. Tapi apa daya, tubuh Reza lebih tinggi darinya.

"Aa' tuh jangan kebanyakan makanin micin kenapa sih, nanti ga tinggi-tinggi!"

"Ga ngaruh!"

"Eh tapi gapapa deh, pendek aja A', biar bisa di uyel-uyel,"

Anthony langsung menoyor kepala Reza. "Ga sopan!"

"Berantem terus," Sindir Rian yang lewat mau ke dapur.

"Bundaaa, kepala Ejak di pukul Aa'!"

"Bunnn, snack Onik diambil Ejak!"

"Mbuh, ra urusan."

"Bundaaa!" Teriak Anthony dan Reza bareng.

"Wes to meneng o, ra sah bengok-bengok, mumet Bunda!"

"Jawanya keluar," Lirih Anthony.

"Bunda kenapa sih sensi banget, PMS ya?" Kata Reza.

"Ejak," Kata Rian pelan.

"Ampun Bun ampun,"

Rian duduk di single sofa yang ada. Tangannya mengutak-atik ponsel.

"Ini Ayahmu kemana sih ga pulang-pulang dari tadi?!" Dumel Rian.

"Pantesan sensi, kangen Ayah toh," Gumam Anthony diiringi gumam setuju Reza.

"Ayah kan kerja Bun, sekalian ngajak Fani keluar."

"Ya justru itu, Fani kan lagi sakit! Nanti makin parah demamnya!"

Belum sempat kalimat Rian terbalas, pintu depan terbuka.

"Tuh Ayah pulang. Bilang aja Bunda cemburu karena ga diajak jalan Ayah."

Rian mendelik mendengar kalimat putra sulungnya, Ia mengangkat Fani ke pangkuan, "Fani udah sehat?"

"Udah!" Fani tersenyum lebar. Lalu bercerita panjang kali lebar saat dirinya ikut ke kantor Ayahnya tadi.

"Oh iya A' ada Jonatan di depan," Kata Fajar.

Senyum langsung terpeta di wajah Anthony. Reza yang melihat Anthony tersenyum justru cemberut.

Alfian's FamilieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang