99. Lamaran (2)

1.5K 139 9
                                    

Enjoy!




"Tian,"

"Iya Mi?"

Kevin mengulurkan sebuah kunci apartemen, "Apaan Mi?"

"Buat kamu sama Fani,"

Tian kembali mendorong kunci tersebut kearah sang Mami, "Engga usah,"

"Tian-"

"Tian gamau Mami. Jangan paksa Tian,"

Kevin menatap anak bungsunya yang mengalihkan pandangan. Ia menghela nafas, "Jangan abaikan Fani seperti Papi mengabaikan Mami ya," Ujarnya lalu keluar.

*****

"Natttt!"

"Apa?"

"Ish! Ayo makan!"

Nata meletakkan penanya, "Kan aku udah bilang makan duluan aja Fan, aku masih sibuk,"

"Ayo! Nanti aku buang semua nih kertasnya keluar!"

Mengingat Fani memang pernah membuang semua proposalnya lewat jendela, Nata memilih mengalah. "Yaudah, dimana?"

Sontak Fani langsung tersenyum manis. Ajaran Mami Kevin emang ga pernah salah!

*****

Nata menatap berkas dimejanya. Ia memijit kepalanya pusing. Tumpukan kertas dihadapannya tidak kunjung habis, malah cenderung bertambah.

Ia menghela nafas lelah. Tubuhnya remuk setelah lembur semalaman, belum lagi Ia kemarin telat makan. Rasanya ingin tidur tapi kontrak kerja penting sedang menanti.

Ketukan pintu menyadarkannya. Suara sang sekretaris terdengar mengingatkannya akan meeting. Nata melirik jam tangannya, sudah jam makan siang sebenarnya, dan Ia pun belum sarapan, tapi client penting sudah menunggu. Ia pun meraih jas nya, lalu keluar mengikuti sang sekretaris.

.

Selesai meeting,

Nata menjatuhkan tubuh lelahnya dikursi kebanggaannya. Sang sekretaris ada disebrang mejanya. "Mau saya belikan makan Pak?"

"Gausah, saya mau pulang aja,"

Nata lalu berdiri, mengambil kunci mobilnya dan berjalan menuju lift. Baru tangannya menekan tomblo lift, tubuhnya mendadak limbung. Membuat sekretarisnya berteriak panik dan memanggil satpam.

*****

Kevin membuka pintu bercat putih tersebut dengan kasar. Membuat dokter yang didalam dan Nata pun menoleh. Setelah memberi penjelasan singkat, dokter tersebut permisi.

Bukannya khawatir, Kevin justru marah. Tangannya menjewer Nata dengan kuat tidak peduli anaknya sedang sakit. Sedang Marcus dan Fani yang mengikutinya hanya bisa diam.

"Mami!" Seru Nata. "Sakit!"

"Biarin! Biar kapok! Yang nyuruh kamu lembur siapa hah?! Yang nyuruh kamu ga makan siapa?!"

Alfian's FamilieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang