➹ 06. Cemburu? ➹

238 15 0
                                    

Hal yang selama ini aku rasa telah hilang. Kini muncul kembali di saat kamu melakukannya lagi dengan konflik berbeda

»»----><----««

Alin keluar dari mobil sedan bertuliskan taxi di atasnya setelah membayar sopir itu. Senyum sabitnya belum juga hilang dari wajah. Dia memegang erat tali tas selempangnya, dalam sekali hembusan nafas Alin mulai melangkah masuk ke tempat janjian.

Ketika tatapannya jatuh pada cowok yang dirasa kenal. Alin melangkah menghampiri, kemudian duduk di depannya. Yang awalnya cowok itu melihat layar ponsel, kali ini ia turunkan demi menatap jelas cewek di depannya.

"Lama ya?"

"Nggak kok."

Kemudian seorang pelayan wanita meletakkan dua jus di depan mereka dengan dua kentaki, setelah keduanya melempar senyum pelayan itu pergi. Alin kembali menatap cowok itu. "Ada masalah?" tanya Alin langsung.


Inder menegakkan tubuhnya. "Kita coba ngomong santai, lo minum dulu aja."

Alin menurut, ia menegak minumannya hingga seperempat lalu kembali menatap Inder. Sepertinya cowok itu ingin mengatakan sesuatu.
"Kenapa? Tumben manggil gue ke sini."

"Jawab jujur, selama tiga tahun di SMP, lo suka sama gue?" tanya Inder to the point.

Alin terkesiap sejenak, dia kembali meminum jusnya hingga setengah guna menghilangkan rasa canggung. Dia berusaha menetralkan jantungnya, sampai saat ini pun dirinya masih memiliki rasa padanya. Alin memberanikan diri menatap Inder, cowok itu juga balik menatap seakan menunggu jawabannya.

Alin mengangguk pelan. "Iya."

"Sekarang?"

Alin mengangguk lagi, kali ini ia menjawab bersuara lebih pelan. "Masih."

Inder nampak menurunkan kedua bahunya, dia mengeluarkan kotak kecil yang ia tahu kotak itu adalah kotak yang ia berikan pada Inder saat lulusan dulu. Entah apa yang ada di pikiran Inder saat ini.

Inder menggeser kotaknya mendekati Alin. "Maaf, gue nggak bisa mertahanin kotak ini. Gue udah punya cewek, gue nggak mungkin jelasin detail ke dia kalo kotak itu dari lo. Dan maaf karna gue baru tahu kalo lo suka sama gue selama ini. Gue juga nggak nyangka ada yang suka sama gue selama itu, biasanya langsung ngomong atau terang-terangan."

Alin mengangguk tersenyum, mengambil kotak itu lalu ia masukkan ke tas selempangnya. Ia tersenyum lagi pada Inder. "Nggak masalah, gue nggak maksa lo buat suka sama gue. Tapi gue mohon kita tetep teman." Alin mengulurkan tangannya.

Inder ikut melempar senyum pada Alin. Dia pikir cewek itu akan marah seperti kebanyakan cewek, tapi tidak. Dia memang berbeda. Ia menerima uluran tangannya dan saling berjabat tangan.

•FLASHBACK• (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang