➹ 74. Dikerjain ➹

59 6 0
                                    

Akan sangat menyenangkan bila membalas perbuatan jahat dengan kejahilan

»»————><————««

     Mobil Gendra berhenti di depan mall besar. Ia melepas sabuk pengamannya. Begitu juga Alin. Melihat Flora yang ingin membuka pintu, suara Gendra menahannya. "Lo di sini aja, Flor."

Flora menatap Gendra. "Kenapa?"

"Gue takut lo sakit aja kalo ikut."

"Capek maksud lo? Gue udah biasa kok keliling mall segede ini."

"Ya udah kalo itu mau lo." Gendra turun dahulu, diikuti Flora dan Alin.

Gendra berjalan berdampingan dengan Alin dengan tangan merangkul pinggangnya. Sementara di belakang mereka ada Flora. Seakan ia adalah pembantu mereka yang siap membawakan barang belanjannya.

Di lain sisi, Gendra dan Alin sibuk sendiri. Mereka masuk ke toko yang menyediakan baju caouple. Memilih-milih baju dengan selera mereka. Tidak lagi peduli jika ada seseorang yang terlupa di belakang mereka.

"Kalo ini gimana, Gen? Motifnya imut," tanya Alin menunjukkan sebuah kaos berlengan pendek dengan motif hewan lucu besar di tengahnya pada Gendra.

Gendra menggeleng. "Kayak anak kecil."

"Kita cari yang jaket boomber aja."

Alin mengangguk menyetujui. Ia kembali meletakkan baju tersebut ke tempat semula. Gendra kembali menggandeng tangan Alin untuk lebih mendalami toko tersebut.

Di luar toko itu. Flora hanya dapat memandangi mereka dengan sebal. Ia lantas duduk di depan toko itu. Memandangi orang yang lalu lalang. Jika karna bukan suruhan dari orang tuanya. Flora ogah melakukan ini semua. Tapi Flora akan tahan sebentar. Dua minggu ke depan ia akan menjalankan pertunangan. Dan pasti Gendra menolak sementara Alin menjadi penghalang. Flora diam. Otaknya berputar mencari cara bagaimana menyingkirkan Alin secepatnya.

1 jam kemudian. Gendra dan Alin baru keluar dari satu toko itu. Dengan paper bag di tangan kanan Alin dan tangan kirinya masih setia di genggaman Gendra. Mereka juga melihat Flora yang duduk di depan toko dengan memainkan ponselnya.

"Masih di sini ternyata, gue kira udah pulang," sindir Alin.

Flora menurunkan ponselnya. Ia berdiri. "Udah? Yuk pulang," ajaknya.

"Lo aja yang pulang, kita masih belum selesai," balas Gendra. Kembali menarik Alin ke tempat lain.

Flora melotot pada kedua punggung itu. Ia jadi tahu, mereka pasti tengah mengerjainya dengan berlama-lama di mall ini. Ditambah ia tak diajak masuk ke toko itu. Dengan kesal Flora kembali mengikuti mereka.

Gendra dan Alin masuk ke toko sepatu. Kembali melupakan orang di belakang mereka. "Kenapa nggak disuruh pulang aja sih dia," rewel Alin ketika sudah ada di dalam toko.

"Biarin aja, gue emang sengaja ngelakuin itu. Tadi kan gue udah bilang jangan ikut. Dianya tetep ikut, ya udah terserah dia."

Alin tersenyum saja. Biarkan Gendra yang mengatur semuanya. Alin hanya mengikuti alurnya.

Mau tidak mau Flora kembali duduk di kursi depan toko itu. Andai saja ia membawa dompetnya, tidak akan Flora tersiksa di sini. Ia pasti akan bersenang-senang juga dengan berberlanja di sini. Terpaksa juga Flora kembali memainkan ponselnya yang mempunyai baterai 58% itu.

➷➷➷

     Semakin malam, mall ini semakin ramai. Kini, ketiganya duduk di sebuah resto di dalam tempat perbelanjaan ini. Menunggu pesanan tiba. Sejoli di hadapan Flora sibuk berbincang sendiri. Flora sampai jengah melihat bibir Alin yang terus berkomat. Dan Gendra menanggapinya dengan tawanya. Begitu menghargai lelucon Alin yang menurut Flora tidak ada lucu-lucunya.

•FLASHBACK• (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang