➹ 47. Ditemani ➹

91 7 0
                                    

Jika seseorang itu adalah dirimu. Maka tak segan aku akan menyeretmu hanya untuk menemaniku

»»————><————««

     Sebuah benda bulat kembali menampakkan diri dengan sempurnanya. Dengan berbaring sendiri di atas kursi panjang, kedua tangan terlipat di belakang kepala sebagai tumpuan, kaki yang terlipat satu, dan tatapan yang terus mengarah ke atas. Memandang sebuah cahaya besar dan benda kecil bertebaran di sekitarnya.

Memandang benda langit yang begitu memanjakan mata bagi siapa saja yang melihatnya. Termasuk dirinya. Ditemani suara angin berdesir dari luar, suara ranting bertubrukan, dan jangkrik di bawah, manambah rasa kesunyian di malam ini. Kemudian ingatannya teringat pada kejadian sore tadi.

"Lo cemburu?"

Mata Alin melebar di tempat. Lalu menatap Gendra yang tersenyum padanya. Tidak mungkin dirinya merasakan hal seaneh itu dalam sebuah persahabatan. "Ng ... nggak."

"Ngapain gue cemburu."

Mata Gendra menyipit mencari suatu kebohongan di sana. Seakan menyelidik dari tatapan dan ucapan cewek di depannya ini. Dirinya tak sebegitu yakin dengan ucapan sahabatnya. Yang ia lihat di matanya hanyalah rasa gusar yang ditandai dengan retina ke mana-mana, seakan menghindari tatapannya dan juga perasaannya. "Jujur aja."

"Gue nggak marah kok," desak Gendra dengan senyum jahil terpampang di wajah tampannya. Dirinya justru sangat senang mendapati Alin terlihat cemburu seperti itu di hadapannya

"Kepedean ih ...." Alin langsung membalikkan badannya. Jantungnya tak bisa dirinya kuasai seperti biasa. Rasa sesak dan panas tadi telah hilang dan tergantikan dengan rasa sejuk berbunga-bunga tiada tara.

•FLASHBACK• (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang