Pasti ada jalan di setiap masalah
»»————><————««
Lelaki berbaju merah bata dengan tulisan latin di belakang dan saku kecil di depan dengan motif garis-garis putih. Berdiri tegap memandang depan, yang ada di pikirannya hanyalah sahabat kecilnya itu. Bagaimana bisa, dirinya tidak menjumpai nomor ponsel yang dimilikinya. Sekarang percuma saja dirinya punya ponsel. Hanya dibuat untuk sekadar melepas rindu pada gadis itu dengan melihat-lihat hasil jepretannya.
"Gimana caranya gue bisa ngubungin lo lagi, Win?"
"Keadaan lo di sana gimana?"
"Dan banyak lagi pertanyaan yang mau gue tanyain ke elo."
Ibu jari Gendra menekan tombol power di sisi ponselnya. Hari-harinya ya seperti ini. Tidak pernah keluar rumah, masalah sekolah dirinya minta privat. Palingan jika keluar juga karna diajak Papa atau Mamanya. Tapi itu jarang, justru Balqislah yang sering. Jika dirinya diajak juga kalau ada mood baik. Beberapa menit setelah ponselnya mati. Deringan tanda notifikasi muncul terdengar.
Ah! Gendra lupa mematikan paket datanya. Terpaksa dirinya kembali menghidupkan ponselnya dan langsung di suguhi notifikasi instagram milik sahabat kecilnya. Senyumnya mengembang. Ia baru ingat, sebelum keberangkatannya ke sini. Ia sempat mengikuti akun instagramnya. Dan secuil harapan muncul di diri Gendra. Jika gadis itu tengah aktif, kemungkinan besar jika di DM akan terbalas. Ide bagus! Seru batin Gendra.
Tangannya liar menekan notifikasi itu. Kemudian muncul unggahan story baru dengan fotonya yang manis. Tak lupa caption yang bertuliskan.
1.727 suka
alindawindi come back to school
Kening Gendra berkerut ganda. Seingatnya, sekolah dimulai sudah beberapa hari yang lalu. Lalu kenapa gadis itu baru mengirim story ber caption seperti itu? Dan yah, satu hal lagi. Setelah dirinya meneliti wajah gadis itu. Ada yang berbeda. Entah di mana letak perbedaannya. Tapi yang pasti, ada sedikit perbedaan.
"Gue harus tanya Mama."
Tubuh Gendra berbalik kilat dan berjalan cepat menuju bawah. Matanya jelalatan mencari perempuan paruh baya. Kemudian jumpa di ruang tengah. Lagi, ini ketiga kalinya cewek itu ke rumah ini. Entah apa urusannya. Yang pasti bukan urusannya. Tangannya terulur memegang bahu Mamanya dari sebelah. Tante Nina mendongkak, terpaksa menghentikan pembicaraannya dengan cewek bule itu.
"Telpon Tante Wahyu sekarang," suruh Gendra langsung ke inti.
"Untuk apa?" tanya Tante Nina. Ada rasa khawatir di hatinya. Takut-takut putranya itu tahu dengan keadaan Alin dan berakhir maksa minta untuk kembali ke Indonesia. Seorang Ibu pasti tau gerak-gerik anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
•FLASHBACK• (TAMAT)
Dla nastolatkówBelum direvisi dan belum dilanjut. Maklum kalau acak-acakan. Dia adalah semangatku, inspirasiku, penyanggaku sejak dulu. Kesalahan di masa lalu terdengar biasa, lalu kenapa dia memperbesarnya dan menyimpannya hingga kini? Membuatku semakin merasa be...