Kalau saja dia nggak berbuat kayam gini, gue nggak mungkin nyakitin dia
»»————><————««
Tepat jam tujuh malam Citra tiba. Dia menceritakan semua apa yang ada di dalam unek-uneknya, dan dirinya bercerita hingga sekitar satu jam lebih karna selalu diiringi tangisan.
"Jadi gimana Cit? Gimana caranya gue bisa ngelampiasin hal yang bikin hati gue sakit?"
Citra berpikir sejenak, kemudian ide melintas di otaknya. "Gimana kalo kita ke clubbing?"
"Clubbing? Nggak ah, di sana kan haram."
"Dulu gue juga kayak elo, sakit hati dan kecewa karna diputusin pacar. Karna otak gue udah sumpek, jadi gue ke sana. Gue yakin lo bakal seneng dan besoknya mungkin lo udah lupa apa yang dikatakan Gendra. Kebetulan gue juga mau ke sana, mau nggak nih?"
Alin nampak enggan untuk menerima tawaran itu. Yang dirinya takutkan bila ia sudah mabuk dan besoknya malah semakin hancur, gimana? Atau pulang dengan kondisi mengenaskan.
"Gue bakal anter lo ke sini lagi dengan keadaan seperti semula. Mau ya? Temenin gue?"
Tanpa sadar Alin mengangguk, dalam artian dirinya menerima tawaran itu.
"Gue pake baju apa?""Baju-baju lo mana?"
"Di lemari."
"Gue bakal cari yang pas buat lo." Citra beranjak dari ranjang menuju almari Alin, membongkar isi lemarinnya dengan melempar asal semua baju yang telah dirinya tata rapi tadi.
"Pake ini," kata Citra dengan melempar celana pendek dan baju ke pangkuan Alin.
Alin mengangkat kedua pakaian itu. Celana putih pendek di atas paha. Dan baju berbahan tipis namun tak tembus dengan panjang baju menutupi pantatnya, juga bagian leher yang terbuka lebar dan jika dipakai akan terlihat tulang kecantikannya.
"Yakin?"
"Seratus persen yakin, sana ganti baju, kita berangkat sekarang."
"Lo juga serius mau pake itu?"
Citra melihat dirinya sendiri. Celana dongker super pendek dan atasan tangtop hitan tanpa lengan ketat dengan balutan rompi rajut hitam putih untuk menutupi dirinya sementara.
"Kenapa? Nanti gue juga buka rompinya."
"Gila lo."
"Kapan gue waras, sana cepet ganti baju," suruh Citra mendorong Alin agar cepat ganti baju dan segera berangkat.
➷➷➷
Citra asik bertos ria pada sekumpulan cowok yang duduk memenuhi sofa, tak lupa di atas meja ada banyak sekali minuman keras.
"Tumben lo bawa cewek ke sini?" tanya salah seorang cowok yang menatap tajam pada Alin.
"Dia lagi strees, coba lo hibur," suruh Citra setengah berbisik pada cowok tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
•FLASHBACK• (TAMAT)
TeenfikceBelum direvisi dan belum dilanjut. Maklum kalau acak-acakan. Dia adalah semangatku, inspirasiku, penyanggaku sejak dulu. Kesalahan di masa lalu terdengar biasa, lalu kenapa dia memperbesarnya dan menyimpannya hingga kini? Membuatku semakin merasa be...