1. GUE GAK PAPA

2.1K 104 5
                                    


"Lepasin gue!"

Salsha terus saja memberontak saat Iqbal berusaha menarik tangannya. Entah apa yang ada dipikiran Salsha saat ini.

Jika malam sudah mendera, dan Salsha berjalan dipinggir jalan sendirian.

Dengan pakaian yang, sedikit agak terbuka.

"Lo pulang bareng gue aja, malem malem kaya gini gak ada angkutan umum." Ucap Iqbal berbicara pelan pelan.

"Gue bilang gak mau ya gak mau, lo jangan maksa dong." Protes Salsha yang menghentakan tangan Iqbal yang masih memegang tangannya.

"Gue gak maksa, gue khawatir sama lo." Keadaan tiba tiba hening.

"Udah gue bilang berapa kali, kalo lo terlalu keras buat gue si. Gue gak suka lo paksa Iqbal."

Salsha memalingkan wajahnya, paras Iqbal tak membuat siapa saja berpaling. Mungkin, Salsha saja yang terlalu egois untuk mengakuinya.

"Apa sesulit itu lo berteman sama orang lain selain Aldi? Gue juga temen lo, kita satu kelas." Iqbal menghela nafas pelan.

"Gue gak gitu!" Elak Salsha berjalan menjauh dari mobil Iqbal.

"Lo gitu, setiap ada cowok ngedeketin lo. Lo selalu jauhin dia, kalo gak pergi gitu aja, ya lo selalu ngehindar. Sekalipun itu temen satu kelas lo, semua orang juga bingung mau kenal sama lo." Salsha terdiam, dia pura pura menyibukan dirinya.

"Apa lo gak bisa jadi orang yang biasa aja, gue tahu lo orang yang baik." Ucap Iqbal berusaha meyakinkan Salsha yang menatapnya curiga.

"Lo mau berteman sama gue atau mau nyelakain gue?"

Iqbal menatap Salsha tidak percaya, bagaimana bisa Salsha bertanya seperti itu padanya.

"Semua orang pasti mau berteman dengan tujuan yang baik, gue contohnya. Gue mau berteman sama siapa aja, karna menurut gue semua orang juga baik." Ucap Iqbal mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengannya.

"Berteman?" Tanya Iqbal yang masih menunggu respon Salsha padanya.

Dari sebrang sana, ada Aldi yang sedang berlari menuju mereka berdua.

"Astaga Sal, gue cariin lo dari tadi ternyata lo ada disini?" Tanya Aldi dengan nafas tersenggal senggal.

Salsha mengerucutkam bibirnya, dia berjalan menuju Aldi dan menghiraukan pertanyaan dari Iqbal.

"Lo darimana aja? Kita janjiannya jam tiga sore, tapi sampe jam tujuh malem lo gak dateng dateng." Salsha menyemprotkan semua kekesalannya dengan Aldi.

Bagaimana bisa dia yang membuat janji, dan dia juga yang melupakan janjinya sendiri.

"Gu gue, gue ada urusan." Jawab Aldi gugup.

"Kalo lo ada urusan harusnya lo batalin aja janjinya, biar gue gak perlu nunggu lo yang selalu bohong sama gue. Gue cape nunggu kali." Ucap Salsha dengan senyum terpaksanya.

Dia sengaja menggunakan pakaian sedikit agak feminim demi jalan bersama dengan Aldi, dan dengan santainya dia bilang ada urusan.

Rasanya Salsha ingin menangis dalam hati.

"Ya maaf, gue tadi bener bener lupa. Dan gak semp--"

"Sekarang tehnologi serba canggih, kalo gak bisa dateng lo bisa kirim pesan sama Salsha lewat WhatshApp. Gak ribet, dan gak buat nunggu." Ucap Iqbal memotong alasan Aldi yang akan ia lontarkan.

Salsha melirik Iqbal, dia memandang Iqbal tidak suka. Terbesit dalam hati, jika dia sedang sakit hati.

"Gue dari tadi gak pegang handphone, dan gue juga gak sempet buka."

PLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang