9. SERAHIN DIA BAIK-BAIK

1.1K 68 8
                                    

BTW, buat yang ada baca PL versi Web Novel. Persamaan alur hanya sampa part 9 aja ya di sana. Soalnya gue di sini cuma repost berhubung gue pindahin hanya sampai part 9 part 10 versi Web Novel ada lagi di sana. Dan yang jelas ALURNYA BEDA BANGET SAMA YANG DI SINI.

Yang penasaran bisa cek dengan judul PICK LOVE (INDONESIA) sakasaf_story.

BTW, kenapa alasan gue repost lagi karena. Percuma gue darf in, alurnya juga beda jauh sama yang di sini. Begitupun CD. Disana adalah tulisan akhir-akhir ini gue nulis. Dan ini tulisan udah lama yang enggak gue rubah sama sekali.

Paham kan? Makasih sebelumnya. Dan maaf bakal enggak sering post. Gue keinget karena ada yang koment sama vote😅

Jam setengah tujuh gue ke rumah lo :)

Salsha membaca pesan dari Iqbal tanpa minat, dia beranjak dari ranjangnya dan turun ke bawah.

Dia baru saja pulang, dan menuntaskan kegiatan selanjutnya setelah mandi. Dia akan makan sore kali ini, dia berjalan pada lantai bawah untuk mengisi perutnya.

Salsha berjalan menuju dapur dan membuka kulkas dan mengeluarkan isinya, dia akan membuat omlet untuk dirinya sendiri.

Dengan langkah malas, Salsha kembali mengumpulkan bahan-bahan yang akan dia masak, sayangnya bahan yang dia cari masih ada yang kurang.

Merasa pusing tidak menemukan bahan yang dia butuhkan, Salsha menaruh bahan-bahan tadi pada tempat sebelumnya dan Salsha kembali menuju kamarnya.

Dia, mengambil dompet dan benda pipih kesayangannya itu dan berlari keluar. Dia akan makan diluar, jika semua bahan dan makanan yang ada di rumah selalu membuatnya pusing.

Jam masih terlihat pukul 17:30  dan anak gadis ini justru berjalan santai keluar rumahnya.

"Non, mau kemana?" Tanya satpam penjaga didepan rumahnya, dia memang ditakdirkan menjadi orang ramah.

Dan, Salsha senang dikelilingi orang yang baik serta ramah.

"Mau makan diluar pak, dirumah bahan masak abis sekalian mau beli. Bapak jaga rumah aja ya." Pria berumur tadi menatap Salsha curiga, dia memang tidak pernah melihat Salsha keluar disore hampir malam seperti ini dengan alasan makan.

Rumah, se mewah bak istana seluas sawah itu tidak akan kehilangan bahkan kekurangan bahan masakan.

Keluarga Salsha sangat kaya.

"Non jangan becanda, setiap minggu mama non selalu suruh bibi buat beli bahan makanan. Non, masuk aja. Nanti bapak yang beliin, kalo perlu bapak panggilin supir buat nganter." Salsha berdecit sebal.

"Ngak usah pak, saya cuma mau beli makan doang kok. Jangan bilang mama."

Pria tadi menarik tangan Salsha, dan menutup gerbang rumahnya rapat-rapat. Ternyata mamanya membayar mahal, satpam dirumahnya ini.

Wajahnya menipu, walaupun dia ramah dia juga tegas dan bijaksana.

"Non, masuk rumah. Bisa Go-Food kalo non lapar, saya bisa membelikannya jika non tidak mau membeli makanan melewati pembelian online." Salsha menghela nafas keasar, dia menyerahkan uang, satu lembar berwarna merah dengan cepat pada pak satpam rumahnya.

"Belikan saya, nasi goreng di alun-alun. Saya masuk dulu." Pria tadi mengangguk setuju, dia akan pergi dan berganti jaga dengan suprinya.

°°°

"Berangkat?" Ucap Salsha membuyarkan lamuna. Iqbal, yang menatapnya aneh. Salsha tertawa geli.

"Eh, iya ayo. Gue sampe gak ngenalin lo." Ucap Iqbal yang tertawa ringan, dia baru sadar jika Salsha sangat berbeda malam ini.

PLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang