28. PERUBAHAN SIKAP & ARGA

707 48 12
                                    


No vote, no komen, no lanjut 👌

Mianhe lama...














"Duduk!" Titah Aldi dengan sangat kasar.

"Sakit, Al." Rintih Salsha yang sama sekali tidak didengarkan oleh Aldi, tangannya masih Aldi cengkram dengan sangat kasar saat ini.

Hatinya merasa terbakar, baru saja enam bulan berlalu. Salsha sudah mulai kegatelan bagaimana tidak Aldi melihat Salsha sedang duduk berdua dengan Arga anak baru limabelas hari di kantin makan bersama. BERDUA!

Pacar mana yang tidak merasakan cemburu dan hatinya merasa terbakar hanya permasalah sepele seperti ini, namanya juga hati.

Jangankan pacar, status suami istri saja masih punya kemungkinan besar cemburu.

"Udah berapa kali si, gue tegasin sama lo. Gue gak suka lo sama cowok lain selain gue!" Bentak Aldi yang menatap tajam pada Salsha yang sedang menggenggam tangan kananya yang baru saja dicengkram erat oleh Aldi.

"Gue sama Ar--"

"Apa selama ini gue dengerin alasan lo dengan baik? Enggak kan. Jadi stop membela diri." Ucap Aldi menekankan ucapannya dengan menatap tajam mata Salsha yang menatapnya dengan tatapan kecewa.

"Semenjak status kita pacaran lo semakin seenaknya sama gue, lo ngontrol diri gue harus ini harus itu. Lo kira gampang nurutin semua kemauan lo."

"Plis Al, berhenti egois. Gue cape lo atur atur." Ucap Salsha yang sangat kesal, semenjak Iqbal pergi dan melanjutkan sekolahnya dia Salsha tidak habis fikir dengan kehidupan selanjutannya.

Pasalnya Aldi yang terlihat rapuh, hangat, lembut berubah menjadi Aldi yang tidak Salsha kira. Sikap itu seolah hilang ditelan bumi, bahkan sekarang Aldi berubah menjadi kasar, sering marah marah, protektif dan masih banyak lagi.

Jika Salsha diminta jujur, pasti dia akan menjawab jika dia sangat lelah dan meminta berhenti dengan hidupnya saja daripada harus mempertahankan hubunganya.

Tapi, kenyatanya semua itu tidak terjadi padanya.

"Jadi selama ini lo terpaksa pacaran sama gue?" Salsha terdiam, dia menghela nafas pelan.

"Kapan si gue bilang kaya gitu, lo aja yang selalu menyimpulkan hal yang gak bener kan." Ucap Salsha yang sudah melembut, jika ucapan Aldi dibalas dengan kasar dan sama sama marah seperti tadi, pasti saja mereka akan parah.

Kejadian paling parahnya, saat Aldi menampar Salsha tepat di pipi kanannya didepan rumah Salsha saat Salsha tidak sengaja berbicara dengan tanpa sengaja mengenai Iqbal.

Hanya 'Udah empat bulan ya kita jadian, tepat satu minggu keberangkatan Iqbal.'

Kira kira hanya seperti itu.

"Sumpah ya, gue nyesel banget punya pacar pertama yang suka banget ngerespon cowok lain." Salsha memutar bola matanya malas, kapan Salsha merespon.

Bahkan Arganya saja yang terlalu sering mendekati Salsha, kapan Aldi sadar jika selama ini Salsha selalu menjauhi siapa saja yang menurutnya menyukainya.

Dimana Aldi saat Salsha berusaha menjauh dari banyaknya cowok yang selalu mengukutinya, dan dimana saat Salsha menolak menerima coklat valentin dari Reno bulan kemarin.

"Satu kali aja, jangan salahin gue, jangan maki maki gue, jangan ungkapin persamalahan lo sekaan akan gue masalah terbesar lo apa apalah itu. Lo gak tahu Al, seberapa sabar dan mau menerimanya gue terhadap lo. Lo gak tahu." Aldi membuang wajahnya otomatis.

PLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang