57. SAYANG, MENGERTILAH

444 51 14
                                    

Ayo bertemu, dan saling mengobrol. Kita bahas masa depan dan melupakan masa lalu, siapa tahu kita berdua dipertemukan karena jodoh, bukan karena dijodohkan.


"Kania." Ucapnya dengan sedikit formal, namun wanita sedikit dewasa didepannya hanya acuh dan tidak perduli.

Dia menatap teliti pada arahnya lalu memutar bola matanya malas, membola balik berkas pengajuan kerjasama pada perusahaannya dengan sedikit tidak berminat.

"Bisa katakan, apa keuntungan saya jika menyetujui kerjasama dengan perusahaan anda, nona Kania?" Dengan cepat Kania menganggukan kepalanya dengan sedikit tegas.

"Keuntungan individual sebenarnya tidak terlalu banyak, perusahaan saya hanya bisa memberikan kosekuansi baik jika kerjasama menguntungkan kedua belah pihak. Perusahaan saya tidak bisa Memberi keuntungan individu jika menyangkut laba ruginya kerjasama ini, tapi jika perusahaan kita menjalin kerjasama dengan baik dan kompeten. Saya yakin seratus persen, perusahaan saya dan anda akan meningkat dan bertumbuh semakin maju lagi. Saya sendiri yang akan mengawasi duapuluh empat jam." Begitu tutur Kania dengan sangat formal, dan sedikit mendapat respon baik dari wanita didepannya.

Rumornya, dia baru saja menikah. Dan jika dilihat dari wajahnya, mungkin mereka menikah karena saling mencintai.

Kania sedikit kagum karena kinerjanya, oleh karena itu dia yang mengajukan kerjasama itu sendiri tanpa bantuan sekretatis atau hanya Via email.

"Sedikit keuntungan." Celetuknya lagi, dia kembali membaca setiap misi dan visi yang tertera dan terus melihat pada siapa saja perusahaan itu menjalin hubungan kerjasama dengan sangat baik.

"Anda tidak bekerja sama dengan Ibra's Company?" Kania sedikit diam, apa harus berkerjasama dulu dengan perusahaan itu.

Ah tunggu!

Bukankah itu perusahaan Si Tampan, itu.

Atau, sekarang Kania ingat.

"Hampir, tapi beberapa bulan yang lalu saat pimpinan Ibra's Compay datang pada perusahaan saya, dia langsung membatalkan perjanjian tanpa ingin mengerti lebih banyak tentang perusahaan saya." Mata itu mengertnyit bingung, sedikit komentar kecil.

Wanita yang sedang duduk didepan Kania termenung dan sedikit berfikir.

"Kenapa?" Tanya lagi yang membuat Kania akan menjawab dengan sedikit informal, lalu kembali terdiam.

"Maaf, bukankah itu privasi?" Justru Kania bertanya dengan nada sangat sopan, lalu lawan bicaranya mengangguk pelan.

"Saya hanya sedikit penasaran, apa ada masalah pimpinan Ibra's Com' sampai membatalkan kerjasama itu. Yang saya tahu, pimpinan perusahaan Ibra's Com' sangat kompeten." Kania menghela nafasnya pelan, dan membuangnya.

"Apa perusahaan saya harus bisa bekerjasama dulu dengan Ibra's Com' sebelum mengajukan kerjasama pada perusahan anda secara formal?" Yang ditanya hanya menggelengkan kepalanya pelan.

"Apa aneh?" Kania justru menggelengkan kepalanya tidak setuju, dengan naluri yang sedikit agresif justru dia membuat lubang nerakanya sendiri.

"Beralih dari formal, saya ingin sedikit bertanya. Bagaimana menurut anda, jika perusahaan anda bekerjasama dengan perusahaan yang pimpinannya sangat tampan dan membuat jantung anda terus bergetar?"

PLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang