4. JALAN BARENG ALDI

1.3K 69 4
                                    


Kalo lo bahagia, gue juga harus bahagia. Kalo cuma lo doang yang bahagia, dunia gak adil buat gue.

Tania menutup buku diary nya setelah menuliskan satu kalimat mematikannya.

Dia berjalan meninggalkan buku keramat tadi, dan meraih ponselnya.

To: Aldi
Temenin aku ke toko buku ya, aku ada perlu. Mau beli buku pelajaran, buat bantu ngerjain pr.

Tania tersenyum sendiri saat menekan tombil 'send'. Beberapa menit berlalu tidak ada jawaban apapun dari Aldi.

Kemudian dia memberanikan diri untuk mengirim pesan lagi, untuk yang kesekian kalinya.

To: Aldi
Anterin aku ke toko buku sekarang bisa gak? Aku belum tahu toko buku dimana.

Aku kan anak baru, supir aku belum balik dari kampung.

Aldi, toko buka ada dimana?

Tania menatap miris ponselnya, hanya ada centang dua abu-abu. Tidak ada keinginan untuk membukanya?

To: Aldi
Aldi, aku jatoh dari tangga :(

°°°

"Jadi kan?" Tanya Salsha yang sudah melihat Aldi sedang menatapnya dengan diam.

"Jadi la, kan gue udah janji dari lama. Yuk, jalan." Aldi menarik tangan Salsha untuk ia genggam.

Dalam hati Salsha tersneyum bahagia, dia senang. Fikiran buruk tentang Aldi seketika pergi saat Aldi tadi pulang sekolah mengajaknya pulang bersama dan pergi ke pasar malam, malam ini.

"Tumben bawa mobil? Padahal gue lebih suka lo bawa motor. Lebih terbuka." Komentar Salsha, saat melihat mobil mahal milik Sahabatnya sudah bertengger bebas didepan halaman rumahnya.

"Angin malam gak baik buat cewek, dulu gue khilaf bawa motor. Mulai sekarang, kita kalo main harus pake mobil. Biar aman." Aldi membuka pintu mobilnya untuk mempersilahkan Salsha masuk, dan duduk dengan nyaman.

"Terserah." Salsha mengambil duduk paling nyaman, dan menyalakan radio disebelahnya.

"Berangkat." Ucap Aldi yang mendapat anggukan santai dari Salsha.

Buat yang lagi galau, bingung gak bisa ungkapin perasaan sama si doi.

Sans, bro. Lo mau kapan ngomongnya, dia terlalu cantik buat lo gantungin.

'Kak gimana si menurut kakak, tentang first love?'

Ekhm, gimana ya. First love itu, sesuatu yang gak bisa diutarain dengan mudah oleh para cowok.

Pertama, dia bakal bingung mau bilang suka, sayang atau gue emang butuh lo disamping gue.

Walaupun bulshitz nyatanya cowok emang butuh cewek disampingnya. Cowok terlalu manja buat hidup sendiri, maka dari itu cowok butuh pemanis dikehidupnya.

Masalahnya sebenernya cuma satu, ada kalanya dia jadi pengecut karna gak bisa ngungkapin perasaan. Dan ada kalanya dia bingung sama perasaannya, antara milih cewek yang lain atau sahabat yang udah merangkap jadi cinta pertama setelah ib---.

"Kenapa lo matiin, itu lagi seru." Protes Salsha saat sedang mengikuti alur yang sedang dibawakan oleh si penyiar radio.

"Nyetel radio itu buat dengerin lagu, bukan buat dengerin curhatan orang yang gak punya pekerjaan. Ada ada aja." Suasana hening dengan tiba-tiba, kenapa Aldi merasa tersindir, dan Salsha merasa tersingkirkan.

Okeh, hapus semua kenangan indah.

"Dih, sewot banget mas."

"Gak sewot, terlalu gila aja buat didengerin. Cari yang nyata-nyata aja juga bisa kok, gak perlu yang maya. Suka sama cowok maya gak seru, perhatian cuma hanphone. Lah, lo mau gitu pacar lo halu, gak ada wujudnya." Salsha menatap Aldi intenst.

PLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang