59. AKU KANGEN

396 52 24
                                    

Berhenti berpendapat buruk tentang pasanganmu, atau kau akan kehilangan semuanya.





















Baru saja Iqbal akan menjawab pertanyaan yang keluar dari mulut tiba tiba dari Aldi, suara kasir mengintrupsi ketiganya membuat keduanya refleks mendorong troli masing masing untuk lebih mendekat pada area pembayaran.

"Bukan siapa siapa, lagi pula. Buat apa lo tanya nama calon istri gue?" Iqbal berbalik bertanya yang membuat Aldi sedikit terdiam, dia membuang nafasnya sedikit canggung lalu memulai berjalan mendekat.

"Gak kenapa, gue cuma penasaran aja." Jawab Aldi dengan suara yang sedikit bergoyang, dia menatap pada Iqbal dengan styl baju sedikit formal.

"Lo magang?" Tanya Aldi lagi dengan sedikit membuat Iqbal tersedak dengan ludahnya sendiri, sebenarnya Iqbal sedang senang sekarang.

Antara ingin memamerkan apa yang Iqbal bisa lakukan, atau memilik meng 'iya'kan saja.

Dalam hati yang paling dalam yang ada didalam fikiran Iqbal hanya diam, bukan karena takut Salsha pergi lagi pada Aldi.

Dia hanya tidak ingin membuat sesuatu yang sudah baik menjadi buruk.

Itu yang sebenarnya Iqbal takutkan sejak dulu, sampai saat ini dan detik ini juga.

"Gue lagi belajar megang perusahaan ayah, dan malem ini gue baru pulang." Aldi ber'oh' bibir lalu berjalan untuk membayar barang belanjaan pacarnya.

"Hubungan kalian kayaknya harmonis banget, hari pernikahan boleh lah undang gue." Iqbal mengangguk kepalanya dengan sedikit tegas dan terlalu cepat.

"Pasti, tunggu aja."

"Langgeng terus sama Hana ya, gue suka lo yang sekarang." Sambung Iqbal yang membuat Aldi menganggukan kepalanya juga.

Sekarang mereka sudah dewasa, sudah tahu mana yang baik diperlihatkan dan mana yang harusnya dipendam sampai perasaannya menggundam sendiri.

Contohnya Aldi.

Dia terlalu cantik untuk mengatakan yang sebenarnya, dan Hana juga terlalu buruk untuk terus menjaga hubungan keduanya.

Katakan mereka tidak saling mencintai, tapi kesalahan tertera pada Aldi.

Dia ingin memiliki satu cinta yang utuh, namun yang didapat dari Hana hanya keberadaannya.

Bukan cinta yang sebenarnya.

Jika Iqbal? Jangan ditanyakan lagi. Mereka seperti remaja yang sudah beranjak dewasa yang mengerti apa arti sepasang kekasih, tunangan, bahkan hampir menjadi suami istri dan tugas mereka berdua akan seperti apa.

Dunia luar memang sangat membuat Salsha yang terlihat polos menjadi sangat cepat bertumbuh, perkembangannya cepat sampai membuat waktupun mengeluh.

"Lo tahu gue seperti apa." Sangkal Aldi yang membuat Iqbal sedikit terkekeh.

"Musuh lebih tahu perubahan lawannya sekalipun menggunakan topeng kan?" Iqbal tediam, dia menganggukan kepalanya dengan sedikit diam.

Hana yang masih sibuk mendengarkan mulai sedikit jengah, dia memfokuskan pandangannya pada ponsel ditangannya dengan tangan Aldi yang masih memeluk pinggang Hana sangat posesif.

Jika posisi keduanya adalah Iqbal dan Salsha, itu belum seberapa.

Sedikit cerita, Iqbal pernah mengangkat tubuh Salsha hanya untuk mengambil belanjaan yang lebih tinggi dari tubuh Salsha dengan kedua tangannya yang membuat semua pembeli sepertinya menatap dengan tatapan tersentuh.

PLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang