Mulailah cintai dirimu sendiri, jangan berharap orang mencintaimu. Karena tidak akan ada raga yang paling sempurna untuk mencintai seseorang. Hanya kau sendiri yang bisa mencintai dirimu sendiri dengan sepenuh hati, jiwa ragamu..
.
."Maaf." Salsha mengerucutkan bibirnya marah, sungguh.
Sekarang ini sudah jam delapan lebih duapuluh empat menit, dan Salsha harus rela terlambat karena Iqbal.
Sungguh antara marah, kesal, dan ingin menangis Salsha sekarang.
Tidak bisa harus mengeluarkan yang mana, Salsha sudah setengah kesal dan kecewa.
"Bunda udah bilang kan, kalo sekarang kamu harus anter aku?" Iqbal meringis, memang sudah.
Tapi, karena banyak sekali tugas pulang dari kampus Iqbal justru pulang untuk tidur sebentar.
Niatnya.
Bunda tidak ada dirumah, dan Iqbal berhasil terlambat bangun.
Biasanya bangun jam tujuh pagi, Iqbal hanya mempunyai waktu lima jam tidur biasanya.
Berhubung sangat lupa, dan kemarin durhaka pada bundanya.
Iqbal terlambat, dan berhasil mendapat wajah masam Salsha yang sudah terlalu lama menunggunya.
"Gue nunggu lo hampir satu jam, padahal gue udah siap dari setengah delapan. Lo kemana aja si?" Tanya Salsha dengan kekesalan yang sangat memuncak.
Masalahnya.
Jika sudah terlambat satu jam mata kuliahnya, dia sama sekali tidak bisa mengikuti pelajarannya.
Salsha harus bertanya pada siapa?
Jikapun mendapat materi dari teman satu kelasnya, Salsha merasa kurang puas.
Salsha kembali mencebikan bibirnya sebal, kesal juga.
"Ayo gue anterin, gue anterin sampe kelas kalo perlu sebagai permintaan maaf. Maaf, tadi gue ketiduran. Gue tidur jam tiga pagi soalnya." Ucap Iqbal meyakinkan, sebagai tanda pertanggung jawaban kesalahannya.
Salsha masih menggerutu, dia sudah berjalan masuk pada mobil Iqbal.
Tidak menghiraukan Iqbal yang terus melontarkan kata maaf, dan berceloteh apa yang baru saja dikerjakannya.
"Sumpah demi tuhan gue gak sengaja, harusnya tadi gue gak tidur sekalian biar lo gak telat. Maaf ya." Salsha menghela nafasnya lelah, padahal Iqbal dengan menyetir tapi masih saja berbicara banyak hal.
Oh ayolah, Salsha mulai tidak enak. Sudah diantar, justru Iqbal harus pada posisi yang tidak mengenakan seperti ini.
"Udah lah, udah terjadi juga. Mau diputar balik juga gak bakal bisa." Iqbal juga sedikit menghela nafasnya pasrah.
"Gue serius buat nganterin lo sampe kelas, gue yang bakal bilang sama dosen lo mata kuliah pertama." Salsha hanya mengangguk menyetujui.
Mau diapakan, toh memang sudah teejadi.
"Gimana kuliah lo?" Tanya Salsha yang membuat suasana semakin membaik, satu tangan Iqbal sedang menggenggam tangan Salsha.
Keduanya seperti menjadi romantis secara bersamaan, melupakan kejadian yang baru saja terjadi, itu bagus.
"Biasa aja, cuma tugas tugas tadi pagi banyak banget. Lebih susah dari yang gue duga, S2 ternyata lebih ribet dari apa yang gue pikirin." Salsha tersenyum, dia memainkan jari jari Iqbal yang sedang fokus menyetir.

KAMU SEDANG MEMBACA
PL
RandomPICK LOVE VERSI WATTPAD ON GOING "Kalo lo gak cinta sama Salsha, lo bisa lepasin dia. Biarin gue bahagiain dia." Ucap Iqbal berjalan mendekati Aldi yang sedang melamun. "Gue cinta sama dia." Jawab Aldi berusaha tersenyum dikursinya. Sudah kesekian k...