Buka hatimu sedikit, jangan kau anggap segalanya masalah. Banyak hal yang bisa diambil, mungkin saja itu hal yang kau tunggu.
"Salsha!" Teriak mamanya yang sudah berdiri dengan berdecak pinggang menatap anaknya dengan marah.
"Apa lagi ma." Salsha memutar bola matanya malas, yang dirasakannya hanya lelah, badan terasa lemas dan matanya sangat ingin tidur. Salsha mengantuk.
"Salsha itu capek, kenapa mama pulang selalu ngomong yang enggak enggak. Banyak tugas dikampus, belum lagi banyak jam tambahan yang Salsha ambil. Mama juga kan yang minta Salsha cepet lulus, terus kenapa saat Salsha pulang telat, mama selalu berfikir yang enggak enggak." Salsha kembali mengucapkan semuanya dengan pelan, dia memijit kepalanya pelan.
"Salsha itu udah dewasa ma, bukan berarti harus selalu diatur atur terus." Lanjutnya lagi, bukanya sedikit memaklumi, mamanya justru msih menatapnya tidak berubah.
"Jadi ini maksud kamu ke kampus. Kamu gak tahu jam malem? Sekarang jam satu pagi, dan kamu baru pulang, begitu?" Salsha meringis.
"Ya Salsha harus ke perpustakaan kota buat cari bahan tugas kampus, gak harus nunggu hari libur. Mama tahu kan, kampus selesai jam sembilan malem." Balas Salsha berusaha menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
"Iya, tapi bukan berarti, kamu boleh pulang melebihi jam duabelas!" Salsha membuang nafasnya lelah, percuma saja Salsha menjelaskan. Toh semuanya tidak akan didengarkan, diterima sedikit saja tidak.
Benar apa kata kak Arta, mama benar benar tidak bisa mendapat kosekuensi.
"Iya iya, Salsha minta maaf. Bukan berarti Salsha lupa batas waktu keluar malem, Salsha emang cari bahan mata kuliah tapi setelah itu Salsha pulang mampir ke restoran buat makan malem."
"Di rumah ada koki, tugas dia masak. Terus kenapa kamu mulai ngebantah mama lagi, peraturan tetap peraturan. Enggak ada yang boleh makan diluar kecuali kita berempat makan malem keluarga di luar. Kamu ngerti?" Tekan mama yang berbicara dengan nada yang tidak ingin dibantah.
Salsha mengacak acak rambutnya kesal, dia menatap mata mamanya yang menahan amarah.
"Jadi maksud mama, Salsha harus tahan laper dari kampus gitu? Jam istirahat cuma satu kali, bukan berarti Salsha harus puasa makan, dan makan lagi dirumah!"
"SALSHA! Kamu ngebantah apa kata mama!" Salsha menggigit bibir bagian bawahnya menahan kesal.
"Iya, karena cuma mama yang paling egois dikeluarga ini!" Setelah mengucapkan kalimat itu Salsha berjalan tidak perduli pada mamanya.
Dengan masih perasaan marah, Salsha menaiki anak tangga dengan cepat menuju kamarnya, Salsha benar benar membutuhkan mandi lalu tidur.
"BERHENTI DI ANAK TANGGA LIMABELAS." Teriak Mamanya yang membuat Salsha terdiam, dia membalikan tubuhnya menatap wajah mamanya yang terlihat sangat kesal.
"Mau jadi apa kamu berani sama orang tua? Gara gara tinggal sendiri di Indonesia membuat kamu lupa sama orang tua yang udah ngelahirin kamu, iya?"
"Ma, bukan--"
"Bukan apa? Udah jelas buktinya. Tadi, apa yang kamu bilang? Egois? Mama berhak egois sama kamu, orang tua berhak egois terhadap anaknya."
"Apa salahnya orang tua egois demi masa depan anaknya sendiri, liat kakak kamu. Arta lebih nurut dari pada kamu yang susah diatur. Peraturan untuk melatih kamu disiplin justru malah bilang mama egois."

KAMU SEDANG MEMBACA
PL
De TodoPICK LOVE VERSI WATTPAD ON GOING "Kalo lo gak cinta sama Salsha, lo bisa lepasin dia. Biarin gue bahagiain dia." Ucap Iqbal berjalan mendekati Aldi yang sedang melamun. "Gue cinta sama dia." Jawab Aldi berusaha tersenyum dikursinya. Sudah kesekian k...