43. PERTENGKARAAN KECIL

515 49 7
                                        


Oh ayolah, jangan menjadi lemah karena cinta. Harusnya kau membunuh perasaan itu dan memunculkannya kembali jika perlu.














"Why?"

"Jadi lo mantan gebetannya Bastian, iya?" Kalista memutar bola matanya tidak perduli.

Awalnya dia ingin menemui Bastian, untuk keputusan finalnya.

Justru langkahnya kembali dicegat oleh mahasiswanya ini, sebenarnya berbeda satu tahun.

Diluar mata kuliah, dan Kalista hanya menganggapnya orang asing, sama halnya pada Bastian.

Semua akan netral, jika diluar waktu kerjanya.

"Sebenarnya yang mau ketemu gue itu, lo atau Bastian? Gue mau ke Bastian, tapi lo cegat gue terus." Aldi menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan peningnya.

"Jadi lo beneran sepupu Salsha?" Tanya Aldi yang sedikit penasaran.

"Apa si, gak jelas banget." Kalista melepas pergelangan tangannya yang dicekal erat oleh Aldi.

"Tunggu tunggu!" Seru Aldi lagi meminta penjelasan, dia melepas tangannya tapi memposisikan tubuhnya mendekat pada dosennya.

"Jangan kurang ajar ya!" Kesal Kalista dengan perilaku Aldi, benci.

Kalista sedikit benci dengan perilaku Aldi, itu mengingatkan dengan mantan pacarnya. Hampir sama, maka dari itu dia sedikit memberi batas dan ingin membalas.

Bukan dalam arti lain, hanya saja membalas dan mau bertatapan wajah lebih lama. Sebenarnya hanya untuk sedikit mengobati perasaannya saja.

"Ah maaf." Aldi langsung memundurkan langkahnya lebih banyak.

"Gue cuma penasaran." Lanjut Aldi yang membuat Kalista memutar bola matanya malas.

"Iya. Gue mantan gebetan Bastian, dan sepupu Salsha mantan pacar lo. Apa lagi yang lo mau tahu tentang gue lagi?" Menyusahnya, ternyata.

"Enggak." Jawab Aldi dengan cepat, tapi saat Kalista akan angkat kakinya untuk berjalan lebih jauh, Aldi kembali mencegatnya dengan pertanyaan yang membuat Kalista sedikit terkejut.

"Jadi, dimana Salsha?" Kalista menggigit bibir bawahnya sedikit gugup.

"Lo gak tahu?" Aldi mengangguk sebagai jawabannya, Kalista memiringkan wajahnya sedikit mengejeknya.

"Lo salah, tapi lo mau nemuin dia?" Aldi terdiam.

"Gue rasa lo juga tahu gue gak akan kasih tahu keberadaan Salsha sama lo." Kalista tersenyum miring.

"Dan, jangan berani beraninya lo deketin gue dan manfaatin gue buat kepuasan lo pribadi. Gue bukan sumber informasi." Kalista menekan setiap katanya lebih banyak.

Berjalan menjauh, dan tidak mendengarkan terikan Aldi yang terus memanggil namanya. Ingat, tanpa embel embel bu dosen.

"Sorry telat." Ucap Kalista yang tatap Bastian dengan tatapan sabgat serius, Bastian menganggukan kepalanya.

"Gue mau to the point." Kalista mengangukan kepalanya ingin mendengarkan, menyedot minuman yang sudah Bastian pesan untuknya.

PLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang