48. CEMBURU LEVEL AKUT [IQSHA AREA]

515 59 5
                                    


Belajarlah dari kesalahan, karena pengalaman akan membuatmu trauma karena keburukannya. Jika kau melakukan kesalahan, setidaknya kau akan menjadi lebih baik agar tidak melakukan kesalahan yang sama, lagi.


Salsha rencananya akan marah, hari ini karena Iqbal.

Kemarin lusa, Salsha berhasil Iqbal buat kesal selama seharian.

Sejak insiden Iqbal yang mengatakan, Salsha cemburu benar benar membuat Salsha kesal setengah mampus.

Salsha tidak mood dalam satu hari karena pertengkaran lucu antara keduanya.

"Gak. Gue gak cemburu ya." Sangkal Salsha dengan wajah yang sudah berbeda, air wajahnya terlihat sedikit nyeleneh.

"Masa si."

"Apaan si, gak jelas banget." Salsha mengaduk makanannya malas, kenapa Iqbal selalu membuat mood Salsha berubah ubah akhir akhir ini.

Salsha jadi kesal sendiri.

"Sal, tahu gak lo? Gue baru dapet sekretaris baru, dia bohay banget anjir. Lo kalah body, lo rata dia semok." Dan untuk ke sekian kalinya, Salsha berteriak kesal.

Seperti tidak terima, tapi terlalu gengsi. Jadi, terkesan lucu, bahkan Jeo juga masih loading untuk mengerti apa yang Salsha bicarakan.

"YAK! Iqbal sialan." Gelak tawa keras Iqbal membuat Salsha sangat marah.

"Awas aja lo selingkuh sama sekretaris lo, mati ya lo ditangan gue." Ancaman Salsha seperti tidak dihiraukan oleh Iqbal.

Bukannya takut, Iqbal justru terus menggoda Salsha yang benar benar membuat Iqbal sangat gemas.

"Lo tahu gak Sal, pantat dia. Sialan, gue sampe gak bisa bedain antara pantat sama bola sepak. Gedhe banget."

"IQBAL!"

"Berhubung ruangan gue itu deket sama ruangan dia, gue jadi bisa liatin dia lagi ngapain. Gue bisa ngawasin dia lewat cctv, astaga. Layar komputer gue aja lagi nunjukin kalo dia lagi duduk posisi sexy banget."

"Pake baju minim lagi, kan gue jadi mau." Sahut Iqbal sediri, dia terkekeh.

Mungkin maksud Iqbal menertawakan sifat Salsha yang sekarang sangat sangat lucu dimatanya, jika didekat Iqbal.

Tapi, yang difikirkan Iqbal justru Iqbal yang sedang berfantasi gila.

Padahal, Iqbal hanya berbohong.

Asistents pribadi Iqbal adalah Sekretaris Iqbal, jadi dia tidak mungkin perempuan.

Dia laki laki yang berumur lima tahun lebih tua darinya, tapi sekarang. Menggoda Salsha adalah kebiasaan Iqbal, Salsha itu kelewatan menggemaskan jika sedang matah.

Iqbal suka itu.

"Awas lo berani minta nomor telfonnya." Ucap Salsha kasar, dia ingin sekali memaki maki Iqbal sekarang.

Tapi semua mahasiswa seperti sedang menatapnya, curiga. Seperti penasaran sepertinya.

"Oh iya, untung aja lo ngingetin gue. Gue baru mau minta nomor telfonnya, entar gue save, gue save di WhatsApp. Biar lo tahu muka sama body dia kaya gimana."

"Dijamin lo kalah saing deh." Salsha berdecak sebal, sungguh.

Mau bagaimanapun, jika sudah seperti ini rasa rasanya Salsha itu ingin menggaruk bibir Iqbal dan mencolok matanya.

PLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang