69. TEBAL TELINGA

308 43 13
                                    

Ayo buat perjanjian setelah sejauh ini, aku tahu kamu sedikit ragu. Sedikit sekali, tapi sedikit itu bisa merusak sangat besar keraguan. Aku berkata jujur.





BUG

BOgeman benar benar mentah sudah Aldi layangkan dan Iqbal terima dengan sangat senang hati saat ini.

Salsha yang sedang dipelukan Iqbal benar benar sangat terkejut waktu itu.

Teriakan begitu saja terdengar yang berawal dari Salsha yang kelewatan terkejut dan khawatir secara bersamaan.

Pada, Iqbal.

Sudut bibir Iqbal sobek karenanya, hampir saja keamanan dan pegawai Caffe akan mendekat membantu Iqbal untuk sekedarnya berdiri dan mengurus seseorang yang dengan sangat beraninya memukul bos nya.

Dengan cepat Iqbal mengangkat tangannya menahan agar jangan.

"Sayang kamu gak papa?" Tanya Salsha begitu saja dan melupakan tangisan sangat dongkol didalam hatinya.

Dengan wajah habis menangis, Salsha membantu Iqbal yang masih tiduran telentang dilantai.

"Darah?" Tanya Salsha dengan mengelus sudut bibir Iqbal dengan mata khawatir dan sedikit hati hati.

"Kamu beneran gak papa, yang lain ada yang sakit? Aku khawatir banget." Oceh Salsha begitu saja, Iqbal hanya menggelengkan kepalanya dengan dibantu berdiri oleh Salsha.

Pukulan Aldi boleh juga ternyata.

"Puas kalian berdua sekongkol?"

"Menjilat ludah lo sendiri, Sal?" Lanjut Aldi dengan mata yang sudah membara terbakar dengan kedekatan mereka yang sudah terlampaui jauh.

Ya, Aldi terbakar sekarang.

Dengan menahan kesalnya, Salsha membalikan tubuhnya berniat menamengi Iqbal dibelakang punggungnya.

"Bener bener sakit jiwa, gak ada otak, semua saraf yang ada disemua sel sendi lo mati berfungsi karena hilang akal." Maki Salsha begitu saja.

"Lo sakit hati sama apa yang gue omonging bilang aja, jangan jadi pengecut dan nonjok calon suami gue dengan gak tahu dirinya."

"Peran lo disini cuma masalalu, bukan tuhan yang harus menciptakan jalan lo sendiri dengan kekerasan!" Teriak Salsha sangat tidak terima.

Entah apa yang sekarang benar benar menyelimuti hati Salsha sekarang, sangat kesal tentu saja.

Tapi, hari ini. Bukan yang seharusnya Salsha dipertemukan dengan Aldi, dan mendapatkan semua masalahnya begitu saja.

Sepertinya saja, Salsha belum siap tapi semua masalah datang dengan begitu banyak seperti kantor yang buka setiap hari senin.

"Sayang udah." Ucap Iqbal dengan menarik tangan Salsha agar tidak menujuk wajah Aldi.

Sekarang, Iqbal membalik keadaan dengan menaruh Salsha dibelakang tubuhnya.

"Gue gak akan minta maaf, karena ini bukan salah gue. Gue juga gak akan buat kesalahan dengan bales pukulan lo atau sekedar maki maki. Gue tahu, apa yang gue lakuin bener dan ini jalan hidup gue. Disini gue gak memaksa siapapun, perjodohan ini, cinta gue sama Salsha. Semuanya bukan dibuat buat, gue bener bener sayang sama Salsha sejak dulu, SMA. Dan lo tahu gue seperti apa sama Salsha, rencana pernikahan ini udah jauh jauh hari gue siapin sama Salsha."

"Jangan dateng cuma mau buat masalah disana, gue menghormati lo sebagai temen SMA dan masalalu Salsha. Gue tahu, tadi pagi gue sedikit kasar sama lo. Tapi, hubungan percintaan ini bener bener suci. Gue gak merasa memaksa dan dipaksa dihubungan gue sama Salsha."

PLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang