17. PERJANJIAN TANIA DAN SALSHA

977 70 10
                                    

Buat warning, PICK LOVE bukan tempat adu WAR antara IQSHA ataupun ALSHA.

"Bastian." Panggil Iqbal yang melihat cocok itu berjalan santai menuju gerbang sekolah berniat pergi meninggalkan sekolahnya.

Cowok itu menghentikan langkahnya, dan berbalik pada seseorang yang memanggilnya.

Mata Bastian menyipit saat Iqbal yang berlari mendekat padanya.

"Apa?"

Dengan nafas tersengkal senggkal, Iqbal berjalan mendekat pada Bastian.

"Lo pulang bareng gue aja, dari pada lo cari taksi." Saran Iqbal yang sudah sampai tepat dihadapan lawan bicaranya.

"Gak."

Bastian berjalan berlalu meninggalkan Iqbal yang memandangnya bingung, diberi tawaran malah ditolak mentah mentah?

Wah!

"Gue bawa mobil gak bakal kepanasan, ada AC nya juga, pengharum ruangannya juga wangi." Ucap Iqbal yang menyusul Bastian yang berusaha menghindarinya.

"Gak, makasih." Tolak Bastian lagi, dan berjalan menjauhi Iqbal. Entah apa yang ada diperasaan Bastian, dia merasa tidak ingin berdekatan pada Iqbal.

Antara merasa bersalah, menjaga diri, dan cukup tahu saja.

Iqbal menarik tangan Bastian untuk tidak menjauh darinya, dengan cepat Bastian tepis karna perubahan sikap Iqbal yang membuat Bastian memincingkan matanya.

"Gue ngasih lo bantuan, tapi lo tolak. Gue minta baik baik lo jawabnya judes banget, iya iya. Gue mau ngomong sesuatu sama lo!" Bastian terdiam, dia memincingkan matanya meneliti Iqbal yang dengan blak blakannya berbicara mengenai dirinya sendiri.

Terbongjar sudah, niat utama Iqbal kan.

"Coba lo ngomong langsung to the point aja, jangan kaya cewek yang harus pake kode dulu. Gue cowok bukan cewek yang lo modusin mau mau aja!" Nah.

"Lo cowok? Asli gak bisa bedain, rambut lo panjang si." Ucap Iqbal menjahili Bastian yang langsung mendapat jitakan dikepala Iqbal dengan lumayan kencang.

"Mulut!" Iqbal terkekeh, ternyata Bastian tidak semenyeramkan yang ia pikirkan.

"Ayo, entar gue traktir deh gue tahu dompet lo kan miskin." Ucap Iqbal yang menarik tangan Bastian dengan mengapit tangannya agar mendekat pada arah mobilnya.

"Tai." Umpat Bastian yang kesal dan menjauhkan tangannya pada apitan Iqbal.

Dengan tawa kencang, Iqbal berjalan mendahului Bastian dan membuka kunci mobilnya memasuki mobil dengan riang.

Menjahili seseorang merupakan obat rasa sakitnya dikecewakan.

"To the point aja, lo mau apa ngajakin gue pulang bareng. Ada maksud terselubung kan? Udah cerita keburu sampe rumah gue lo gak cerita cerita entar lo ngajak gue ngedate lagi." Ucap Bastian yang mendapat jawaban tatapan bergidig ngeri dari Iqbal.

Suasana hening terpecahkan dengan lelucon Bastian yang membuat Iqbal menggeleng kepalanya takjub, saat disekolah Bastian terlihat mengerikan sedangkan saat diluar sekolah

Iqbal menghela nafasnya malas, berharap mendapat suasana yang menyeramkam hilang sudah mental yang Iqbal kumpulkan.

"Udah turun, gak mood nanya. Lo bawel." Ucap Iqbal yang memberhentikan mobilnya dideoan alamat yang tadi Bastian berikan.

"Dih, baperan!" Ucap Bqstian yang mendapat respon datar dari wajah Iqbal.

"Bacot lo miskin! gece keluar. Mobil gue bau kelamaan lo disini, udah gue tlaktir bensin juga." Dengan wajah menahan tertawa, Bastian membuka pintu mobil Iqbal dengan senyum misterius.

PLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang