64. BERTEMU LAGI

327 38 9
                                    


Kejenuhan membawa Aldi kembali berfikir, apa salah Aldi meninggalkan Salsha yang justru sekarang satu universitas di London yang sama dengannya.












Buat yang italic Alias miring, harusnya diubah bahasa Inggris, tapi lebih enak Indonesianya aja.

Bacanya pake bahasa Inggris.

Siap semuanya🤣🤣














































"Apa kamu mahasiswa baru?" Tanya laki laki tinggi sangat putih itu yang mengalihkan Aldi dengan tatapan ponselnya.

"Ah, iya. Saya sudah mencari kelas, apa anda tahu Kelas Bisnis Limabelas semester pertama?" Tanya Aldi dengan hati hati, bahasa Inggrisnya masih sedikit sulit dilidahnya walaupun sebenarnya semua seperti semudah apa yang Aldi pahami walaupun dengan mendengarkan.

"Kelas Bisnis Limabelas Semester Pertama?" Ulangi laki laki yang sangat ramah tadi, untuk mengulangi pendengarannya agar tidak salah akan menujukan jalannya nanti.

"Iya."

"Kebetulan sekali, Kelas Bisnis Limabelas Semester pertama baru saja masuk dua menit yang lalu. Kelasnya ada di lantai Lima dekat Gedung Y." Ucap laki laki itu dengan sedikit menujuk Gedung Y disebrangnya.

Masih menggunkahan bahasa Inggris dengan logatnya yang sangat kental.

"Kau bisa ke sana sekarang, saya dengar kelas Limabelas sangat disiplin sekali." Aldi langsung mengucapkan terimakasih dengan bahasa Inggris lalu berlari cepat.

"Siapa namamu?" Seru laki laki tadi berteriak pada Aldi membuatnya berputar balik kepadanya.

"Aldi, nama saya Aldi. Terimakasih telah membantuku." Begitu sampai didepan laki laki itu, dan menyambut tangannya.

"Jeo. Nama saya Jeon. Senang bisa mengenal dan membantumu dihari pertamamu masuk perkuliahan." Aldi mengangguk, dengan cepat juga dia berjalan menjauh untuk lebih cepat datang sampai kelasnya.

Astag, Aldi terus mengeluh sekarang. Bangun kesiangan, dan sekarang sudah terlambat.

Habislah Aldi oleh papa nya, mati nanti.

"Permisi." Ucap Aldi setelah mengetuk pintu yang terbuka itu dengan punggung tangannya yang terkepal.

Semua arah mata menatap Aldi sekarang, gugup tentu saja. Tapi, Aldi yakin di luar negeri pembelajaran berbeda dan segalanya juga lebih berbeda.

Tidak sepopuler biasanya, dan Aldi harus memilih diam untuk itu.

"Maaf pak, saya sedikit terlambat karena saya baru saja bisa menemukan kelas ini." Begitu ucap Aldi yang begitu saja keluat.

Dosen tadi hanya mengangguk dan mempersilahkan Aldi agar duduk.

Sedangkan mahasiswa lainnya sama sekali tidak ada tatapan ketertarikan.

Mata mereka mengarah pada papan tulis putih dengan laptop didepan meja masing masing.

Sepertinya hari pertamanya berkuliah di negara orang benar benar akan sulit.

Keputusan Aldi benar benar menjadi bulat. Dia butuh teman, dan sepertinya hanya orang tadi saja yang bisa menjadi teman baiknya.

Semua orang terlihat sangat fokus, dan tidak perduli. Aldi menghela nafasnya lelah.

PLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang