Yang udah nunggu, sok di baca😅
Target 15 kemaren tercapai dengan cepat, gue suka deh.
Dan sekarang 20 vote ya, sip gue seneng kalo vote makin banyak hehe.
Bantu share cerita gue ya, biar temen-temen kalian tahu kalo cerita ini layak buat dibaca sama mereka.
Cuy langsung😀
.
"Shit."
Kenapa gue gak suka Salsha deket sama mereka!
Setelah melihat Salsha yang mencium pelan pipi Iqbal, suasana riuh di kantin menarik perhatian Aldi.
Yang awalnya sedang makan dengan tiba-tiba selera makannya menjadi hilang bersamaan dengan hempasan bibir Salsha yang baru saja menempel pada pipi buluk Iqbal.
Aldi mendorong piring didepannya dan meneguk air mineralnya sampai tandas, rasa panas pada tubuhnya seperti membakar hatinya hingga nyeri menghampirinya.
"Lo kenapa Al, muka lo merah, minum lo abis, nasi goreng lo pedes banget?"
Aldi menggeleng untuk menjawabnya, dia kembali memperhatikan pada meja Salsha, mereka berdua sedang bercanda tawa, tak ayal jika Salsha ataupun Iqbal menjadi sasaran aksi bully mereka bertiga.
Kenapa sekarang, Aldi merasa Salsha sangat bahagia tanpa dia?
"Kenapa si sama Salsha, lo kangen sama dia. Kalo kangen samperin aja kali, apa yang perlu ditakutin. Dia juga lebih dulu kenal lo, dari mereka berdua kan." Aldi menghela nafasnya kasar.
"B aja." Aldi mengendikan bahunya, dan berdiri untuk membayar makanannya, namun Tania tahan.
"Lo temuin Salsha dulu, biar gue yang bayarin." Aldi hanya mengangguk, Tania sudah berlalu meninggalkannya untuk membayar makanan mereka berdua.
Salah siapa Aldi dahulu yang meninggalkan Salsha, salah siapa juga setiap ke kantin Aldi tidak mengajaknya walaupun sekedar basa-basi, dan salah siapa kalau Salsha mulai nyaman tanpa kehadiran Aldi.
Aldi menghela nafas untuk kesekian kalinya, dia merasa gugup untuk berbicara pada Salsha jika ada mereka disampingnya.
Jika ada Iqbal dan Rio disamping Salsha, ibarat kata Aldi hanya bekas teman, maybe.
°°°
"Enggak anjir." Sangkal Iqbal yang terus saja menjadi sasaran mereka.
"Itu gue denger suara celana sobek, punya lo kan." Salsha tertawa terbahak-bahak sampai tidak menyadari jika keduanya sama-sama menatap.
Iqbal dan Rio menatapnya dengan tatapan memuja. Namun, Salsha sama sekali tidak mengetahuinya.
Gue rela jadi bego, buat liat tawa bahagia lo Sal. ~Iqbal
Lo cantik, tapi lo udah nolak gue. ~Rio
Salsha menonyor mereka berdua, semenjak mereka dekat, tidak ada lagi sapaan Rio lebib tua, Salsha lebih muda, Iqbal yang pas-pas an.
Mereka bertiga membuang kenyataan itu, dan berlaku layaknya manusia normal.
Iqbal yang menjadi terkenal, Rio semakin tenar, dan Salsha yang dikenal jalang.
Sudah biasa si, menurut Salsha.
"Punya lo Yo, bener kan. Ngaku buru, bukan gue." Iqbal menujuk pada kakak kelasnya, tanpa rasa hormat sedikitpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
PL
AcakPICK LOVE VERSI WATTPAD ON GOING "Kalo lo gak cinta sama Salsha, lo bisa lepasin dia. Biarin gue bahagiain dia." Ucap Iqbal berjalan mendekati Aldi yang sedang melamun. "Gue cinta sama dia." Jawab Aldi berusaha tersenyum dikursinya. Sudah kesekian k...