5. GUE SALUT SAMA LO

1.2K 79 21
                                    


"Siang sama si A malem sama si B." Salsha mengalihkan tatapannya pada teman satu bangkunya yang tiba-tiba berbicara menghancurkan keheningan.

"Lo lagi ngomongin siapa?" Salsha bertanya seraya memposisikan duduknya menghadap pada Iqbal.

"Ada lah, sepupu gue. Dia kalo siang sama cowok A kalo malem sama cowok si B, enak kali ya kalo selingkuh beda sekolahan." Salsha berdecit kesal, ini maksudnya nyindir dia kan? Kalo nyidir bilang aja. Gak usah segala pake perumpamaan.

"Kaya punya pacar aja lo bilang selingkuh." Salsha menonyor kepala Iqbal, entah mendapat keberanian darimana. Salsha sekarang sudah sedikit jaim.

Mungkin, karna teman satu bangku dan teman kemana-mana kalo sekolah maybe.

"Dih, sembarangan mpok ini. Gue tuh, pernah pacaran ya." Iqbal menekankan kata pernah, karna nyatanya dia memang pernah.

"Sekarang ada?" Iqbal menggeleng kepalanya, kemudian tersenyum tampang watadosnya.

"Sama aja jomblo kali," ucap Salsha seraya menjitak kening Iqbal pelan.

"Gue dong." Salsha menepuk kedua bahunya pelan. "Apa?"

"Masih single," jawab Salsha polos, memang nyatanya dia gak pernah pacaran. Single kan?

"Lah, bukanya mantan lo udah ada di list buku diary lo?" Salsha memelototkan matanya.

"Anjir, lo liat darimana IQBAL," teriak Salsha tepat dinamanya dan menggebyag mejanya keras.

"Lo liat kapan, lo buka buka diary gue ya? Beneran lo buka, eh kok lo gak sopan si. Berapa nama yang udah lo baca, berapa?" Cerocos Salsha tampak panik seraya membongkar isi tasnya, dia mencari buku diarynya yang sangat parahnya itu tidak ada di tas nya.

Iqbal tertawa terbahak-bahak melihat reaksi Salsha yang sangat berlebihan.

"Emm, limapuluh kayanya deh," jawab Iqbal cengengesan, saat mendengar jawaban temannya yang salah Salsha bernafas lega.

Ternyata Iqbal hanya membual.

"Sialan, gue udah panik dulu. Malah becanda lagi, gak lucu lo."

"Kok muka lo merah si, jangan-jangan ada nama gue ya si list buku diary lo buat dijadiin pacar."

"Dih, ngarep banget lo. Gak ya, lo kan songong. Ogah gue punya calon pacar kaya lo, gak etis," ucap Salsha memasang wajah ilfel.

"Jalan yuk entar malem," ajak Iqbal yang tiba-tiba keadaan menghening.

"Em, gimana ya. Biasanya gue jalan sama Aldi kalo malem," elak Salsha yang memang kebenarannya seperti itu. Walaupun baru tadi malam saja.

"Lah, emang gak bisa gitu libur satu hari. Biar lo bisa jalan sama gue?" Tanya Iqbal mendramatisir suaranya, dia memasang wajah selasnya pada Salsha.

"Gue usahain bisa, nanti malem kan. Oke la, kita jalan nanti malem."

°°°

"Al," panggil Tania yang makan dihadapannya, mereka berdua memang sekarang dikabarkan dekat karna kemana-mana selalu berdua.

Dulu, Aldi bersama Salsha. Namun, semenjak datangnya Natania. Aldi menjadi lebih sering dengan Tania.

"Apa?"

"Nanti malem, sabtu malam kan?" Tanya Tania berusha mengode teman dihadapannya itu, walaupun hidup Tania tidak semonoton sekarang, dia bersyukur ada Aldi yang selalu ada untuknya.

"Iya."

"Kamu gak ada niatan ngajak aku jalan gitu, perasaan kita deket cuma disekolahan doang deh. Malem kamu gak pernah main ataupun kemana sama aku kalo bukan aku yang minta anterin ke kamu dulu."

PLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang