Saat hari hari mulai buruk, cobalah berfikir jika bukan hanya kamu yang mendapat posisi itu. Mungkin saja mereka juga merasakannya, atau bahkan ada yang lebih buruk dari kamu.
"Stop dek, dari tadi kamu ngomel mulu gak capek?" Gerutu Arta yang tampaknya tidak nyaman dengan keberadaan adiknya yang kelewatan cerewet.
Di tempat kampus, dan rumahnya Arta merasa jika hal hal seperti ini tidak akan ada lagi.
Tidak akan ada bisingnya kota Jakarta, rewelan adiknya, dan akan fokus pada tujuannya.
Dan sekarang, Arta dipertemukan dengan adik cerewetnya ini dengan sangat mengenaskan.
Maksud Arta bukan dia tidak sayang, hanya saja. Sikap berlebihan Salsha membuatnya tertekan.
"Kakak gimana si, adeknya lagi pusing malah gak didengerin. Kasih solusi atau apa, malah dibales omelan gak jelas."
"Ya, kamunya aja yang gak jelas, minta solusi yang sopan. Duduk, ngomongnya santai, gak kaya gini, udah masuk langsung nerobos, gak duduk gak apa langsung aja mondar mandir ngomel ngomel gak jelas."
"Jelas jelas kamunya aja yang emang salah gaul, kamu itu dek. Kalo mau deket sama cowok ya dites dulu gimana orangnya, dia baik apa enggak, dia membawa pengaruh buruk apa enggak, gimana si kamu!" Salsha menghela nafasnya pasrah.
Sebenarnya, Aldi mengenal Salsha bukannya sebentar. Tapi hal seperti ini, bukannya masalah besar.
Tapi karena dikeluarga, Salsha benar benar menyalahi aturan yang ada. Anak dari keturunannya itu memang harus benar benar terdidik.
Selain orang tua nya memandang, bibit, bebet, bobot, Salsha dan kakaknya juga harus mendapat tekanan dalam hasil belajar.
Dulu saat sekolah dasar, Salsha sama sekali tidak pernah keluar dari rumahnya ya karena peraturannya sudah dijalani oleh kakaknya terlebih dahulu.
Selain bundanya yang kelewatan galak dan tegas, ayahnya yang menghadapi hal hal biasa dengan santai lain halnya dengan Salsha yang sama sekali tidak bisa dikekang.
Kakaknya, Arta. Dia bisa saja tidak keluar rumah untuk jalan jalan, atau sekedar main PS di rumah temannya.
Lain halnya Salsha yang memang tabiat tidak ingin ruangnya terlalu kecil, dari kecil memang Salsha sudah tidak bisa diam hanya dengan rumah, rumah, dan rumah.
"Kakak kan kenal Aldi, dia itu pacar aku." Arta dengan tiba tiba terdiam.
"Jadi yang?" Tanya Arta dengan nada menggantung.
"Iya, Aldi yang gak dengaja cium aku. Itu juga gak sengaja, sebenernya kita mau sama sama fokus sama pelajaran kita masing masing, dan gak sengajanya jadi makin gak jelas gini."
"Kakak percaya dong sama aku, aku beneran gak bermaksud yang kaya gitu. Kakak tahu sendiri kan." Terdengar kakaknya membuang nafas dengan sangat kasar.
"Dengerin kakak, dek. Bukannya kakak gak suka sama pacar kamu, dia itu udah deket dari SMP sama kamu, dan tiba tiba kamu kirim pesan ke kakak bilang kalo kamu jadian sama dia."
"Cowok baik baik gak akan nyentuh kulit ceweknya dalam arti ngerusak, dan kakak juga mulai ragu kalo Aldi cowok baik baik." Putus Arta yang mendapat gelengan kepalanya mantap dari adiknya.
"Enggak kok, Aldi cow--"
"Berapa kali si kakak bilang, kalo cowok baik baik gak akan main kotor sama ceweknya!" Salaha menghela nafasnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
PL
RandomPICK LOVE VERSI WATTPAD ON GOING "Kalo lo gak cinta sama Salsha, lo bisa lepasin dia. Biarin gue bahagiain dia." Ucap Iqbal berjalan mendekati Aldi yang sedang melamun. "Gue cinta sama dia." Jawab Aldi berusaha tersenyum dikursinya. Sudah kesekian k...