Mencintai tanpa memiliki? Anggap saja Iqbal dulu pernah merasakannya.
Americano Expreso.
Ya, setidaknya rasa dari keduanya saling melengkapi, jika diibaratkan Iqbal ingin menjadi Americano Expreso bersama Salsha.
"Udah siap?" Salsha menganggukkan kepala dengan berdiri dari kaca rias dikamarnya, dengan gelungan rambut seperti disanggul namun terlihat versi modern.
Dengan warna rambut sedikit dipirangkan karena keinginan Iqbal, jadi mereka berdua mewarnai rambut mereka masing masing dengan warna rambut yang sama untuk keduanya.
Untung dan untung saja, luka di area bibirnya benar benar hilang dan tidak menghilangkan pesona dengan wajah tegas milik Iqbal sekarang.
Dengan tuxedo hitam putih, terlihat sangat rapi dimata Salsha. Walaupun sebenarnya stelan jas Iqbal saat bekerja juga sama saja. Tapi entah kenapa sekarang Iqbal juga terlihat sangat tampan.
"Jam berapa pernikahan Bastian?" Tanya Salsha dengan berjalan mendekat pada Iqbal, dan merapikan dasi yang terikat dilehernya rapi.
"Dua jam lagi, tapi. Gak papa kan, kita selesai lebih cepat. Aku harus nemenin Bastian sebagai teman laki laki, jadi aku pisah sama kamu." Salsha tersenyum tipis, dia mengangguk sebagai jawaban tidak masalah.
"Gimana perasaannya?" Tanya Salsha tiba tiba, Iqbal mengankat alis matanya bingung.
"Maksudnya?"
"Gimana perasaan kamu mau nemenin dia Akad, gak ikut deg degan?" Iqbal paham sekarang, dia mengelus kening Salsha membuang bedak yang Salsha gunakan terlalu tebal.
"Gak sabar." Iqbal menjawab pertanyaan Salsha sangat singkat, dan keadaan sekarang menjadi berbalik. Salsha bingung, sekarang ini.
"Gak sabar kenapa?" Yanya Salsha penasaran, dia mendongakan kepala menatap pada Iqbal sekarang.
Walaupun hak tinggi yang dikenakan Salsha hanya 3 cm, tapi entah kenapa masih saja Iqbal yang tertinggi.
Iqbal memutar tubuh Salsha agar menatap pada cermin tempat dimana Salsha baru saja merias dirinya.
Tangan Iqbal melikar diseputaran perut ramping Salsha dengan sedikit menempelkan dagunya pada bahu kanannya.
"Aku gak sabar Akad buat diri aku sendiri." Bisik Iqbal yang total membuat Salsha melihat wajahnya sendiri memerah sangat malu.
"Iqbal." Rengek lucu Salsha saat mendengar gombalan sedikit membuat hati Salsha seperti maraton dari tempatnya.
"Kenapa, aku jawab jujur." Salsha tersenyum, dia menatap Iqbal melewati kaca dengan posisi yang sangat dekat saat ini.
"Sayang, selamat hari Wisuda." Salsha mengatakannya dengan sangat lembut, memang hari ini hari Wisuda bagi Iqbal tapi acara sakral itu harus benar benar sirna karena acara pernikahan Bastian yang akan dilakukan hari ini juga.
"Hm, ya."
"Makasih atas segalanya, maaf Wisuda S1 kamu aku gak bisa dateng." Dan lagi, Iqbal mengungkit hari yang sama dimana Iqbal benar benar membuat Salsha menangis.
"Lupakan, gak papa kok. Maaf, aku maksa kamu buat fokus ke pernikahan Bastian sama Kalista daripada ikut Wisuda." Iqbal menganggukan kepalanya disamping kepala Salsha.
"Apa hadiahku hari ini?" Tanya Iqbal tiba tiba saja yang membuat Salsha langsung ingin menjauh dari pelukan Iqbal saat ini.
Salsha mendapat lampu merah dikepalanya saat ini, keadaan kamar sedang sepi karena Mama, Papa, Kak Katya dan Kak Arta sudah berangkat satu jam yang lalu.

KAMU SEDANG MEMBACA
PL
DiversosPICK LOVE VERSI WATTPAD ON GOING "Kalo lo gak cinta sama Salsha, lo bisa lepasin dia. Biarin gue bahagiain dia." Ucap Iqbal berjalan mendekati Aldi yang sedang melamun. "Gue cinta sama dia." Jawab Aldi berusaha tersenyum dikursinya. Sudah kesekian k...