Gak pake target vote, semenjak pake target jadi gak mood nulis.VOTENYA PAKE KESADARAN AJA YA🙂
Eh, btw mau double up deh. Tapi spam komen dong😁
"Mau jelasin?" Tanya Salsha yang sudah berdiri tepat didepan Aldi, semenjak kejadian satu minggu kemarin.
Aldi tidak pernah menemui Salsha. Saat pelajaranpumln Aldi justru menjauhi semuanya.
Dia memilih duduk dipojok sendirian, dan setiap lima menit sebelum istirahat Aldi selalu membuat alibi jika dia ingin ke kamar kecil disekolahnya.
Semenjak itu juga Tania hanya sendirian, dia kemana mana selalu sendiri, banyak yang melihat dan mengucilkannya jika dia hanya cewek yang mengintili Aldi.
Dan setelah mendapat perihal baik, dia mendapat respon, kemudian dia dibuang dengan sia sia.
Jangan salahkan Tania, dia memang tidak tahu menau soal permasalahan ini.
Namun, dia mendapat jam yang lebih sulit. Dia mulai nyaman, dan mendapat respon baik dari Aldi.
Saat dia mulai berharap akan dijadikan pacar oleh Aldi justru kabar buruk kembali menyambit kenyatannya, harga dirinya seperti dijambak kasar oleh ucapan Salsha.
Bagaimana tidak?
Salsha menyuruh Aldi untuk menjadikan Tania pacarnya, yang jelas jelas jika Aldi tidak menyukainya.
Tania merasa dia mendapat lepehan dari Salsha, walaupun kenyataan baiknya dia memang ingin memiliki Aldi.
Lucu sekali!
Aldi mengangguk, dia berjalan menjauh dari Salsha dan duduk dikursi ruang sepi itu.
"Gue minta maaf, gue tahu gue salah." Ucap Aldi yang menunduk, tubuhnya melemas mengetahui jika kenyataanya dia juga hampir membunuh sepupunya sendiri.
Bahkan, Bastian sangat baik padanya.
"Lo udah minta maaf sama Bastian?" Tanya Salsha yang mendapat gelengan kepala dari Aldi.
Salsha meringis, kejadian itu bahkan sudah hampir empat tahun, dan Aldi sama sekali tidak ingin meminta maaf?
Berniat minta maaf sepertinya juga tidak, Salsha menghela nafasnya.
Salsha berjalan mengikuti Aldi dan ikut terduduk dibangku yang sama.
"Lo pasti benci ya sama gue?" Tanya Aldi dengan suara lirih, berharap tidak mendengarnya.
Dia ingin bergumam, sebenarnya.
Salsha menarik bahu Aldi untuk menghadap padanya, dia melihat mata sayu yang selama ini tidak Salsha pernah lihat.
Apakah selama Aldi akan tidur dia telalu dihantui rasa bersalahnya?
"Gue hampir kecewa sama perlakuan lo Al." Ucap Salsha yang terlihat berbicara dengan ucapan hatinya, dia berusaha jujur.
"Lo, yang selama ini tampil biasa aja, manis, romantis, baik, perhatian, dan selalu peduli sama siapa aja bisa bisanya melakukan hal menjijikan yang baru aja gue denger kemarin, fakta itu buat gue gak habis fikir. Orang semanis lo bisa hampir bunuh saudara kandung lo sendiri." Salsha menghela nafasnya lagi, sudah hampir yang ketiga kalinya.
"Demi gue yang gak sama sekali berarti dihidup lo, lo hampir bunuh sepupu lo. Al, coba pikir kedepan. Kalo sampe Bastian meninggal karna ulah lo waktu itu, bukan cuma lo yang mereka benci, gue juga bisa benci lo karna perlakuan lo tanpa sebab itu."
"Maaf." Ucap Aldi yang benar benar menyesal, Salsha membelakangkan rambutnya.
Tangannya Salsha arahkan membenarkan rambut Aldi yang terlihat berantakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PL
RandomPICK LOVE VERSI WATTPAD ON GOING "Kalo lo gak cinta sama Salsha, lo bisa lepasin dia. Biarin gue bahagiain dia." Ucap Iqbal berjalan mendekati Aldi yang sedang melamun. "Gue cinta sama dia." Jawab Aldi berusaha tersenyum dikursinya. Sudah kesekian k...