72. DIAMNYA IQBAL [SPECIAL PART]

355 43 14
                                    

Cinta tidak mengajarkan kita tentang mengikhlaskan, jangan putus semangat. Bahagiamu sedikit lagi, tepat dimata kamu saat ini. Jangan melemah atau berusaha seakan akan kamu kuat menerima semua yang orang lain tekankan padamu. Ini saranku.









"Kenapa tadi malem gak telfon aku?"

"Janjinya kamu ngabarin aku kan, kenapa kamu sama sekali gak mau ngangkat telfon dari aku?"

"Iqbal, kamu kenapa si. Kenapa diemin aku."

Salsha terduduk gusar, merasa sangat tidak nyaman saat dikampus tadi.

Dengan sangat berani, sekarang Salsha memutuskan pulang dengan tidak masuk mata kuliah jam malamnya.

Jujur saja, Salsha tidak tenang karena Iqbal tidak mengabarinya dari pagi sampai sore tadi.

Kak Arta mewanti wanti Salsha agar fokus saja belajar dan jangan khawatirkan Iqbal.

Tapi, bukan Salsha jika tidak keras kepala. Entah yang ada di kepala Salsha hanya Iqbal atau apa.

Salsha nekat bolos dan sampai jam 19:00 masih di Kantor Iqbal dan masih tidak direspon Iqbal sebanyak apa yang Salsha tanyakan.

Iqbal tahu Salsha khawatir, tapi sekarang mood Iqbal benar benar bukan untuk Salsha.

Selama satu hari ini, bahkan Iqbal tidak mengeluarkan suaranya sama sekali.

Semua bawahan dan Sekretaris Iqbal hanya ikut terdiam dan mengangguk patuh hanya karena membaca perintah dari Iqbal melewati Email.

"Sekretris kamu bilang, kamu pendiam sekarang ini."

"Kenapa?" Salsha mendekati Iqbal yang masih sibuk dengan keyboard Laptopnya.

"Kecapekan ya, jangan sering sering lembur. Aku tahu kamu yang akan megang perusahaan ini seutuhnya, tapi tubuh kamu juga butuh istirahat Sayang." Sambung Salsha lagi, dia berjalan lebih mendekati Iqbal dan mengelus pundaknya dari belakang.

"Aku udah minta sama kamu kan yang, kerja seperlunya aja. Aku takut kamu sakit." Lagi.

Salsha terus mengajak Iqbal berbicara dari satu jam yang lalu.

Dia tidak terlihat lelah hanya dengan melihat Iqbal yang terus cuek dan fokus pada pekerjaannya.

Salsha bingung sekarang. Apa yang menjadi salah hari ini, Iqbal pergi dengan urusannya pribadi dan pulang menyalahi janjinya.

Atau, Iqbal memang mempunyai masalahnya sendiri. Salsha bingung, dia melingkarkan kedua tangannya pada leher Iqbal dari belakang.

Iqbal merotasikan matanya keatas dan kembali mengetik sesuatu.

'Sayang, pulanglah. Hari ini tugasku sangat banyak, maaf membuatmu khawatir. Tapi, hari ini aku benar benar tidak ingin berbicara pada siapapun. Apa kamu bisa pulang sendiri malam ini? Aku akan mengatakan pada Kak Arta agar kamu pulang bersama, dan aku akan lembur malam ini.'

Salsha mendapat pesan pribadi dari Iqbal, membacanya dengan seksama dan menatap Iqbal curiga.

"Kamu gak lagi nyembunyiin sesuatu dari aku kan?" Tanya Salsha semakin curiga, dia sampai menarik tangan Iqbal yang akan kembali mengetik lagi untuk mencegah gerakan Iqbal mengirimi Salsha pesan lagi.

"Buat apa ada kamu disini kalo kamu justru lebih milih kirim pesan pribadi."

"Aku ke sini karena aku khawatir, kenapa kamu masih tetep diemin aku dari tadi? Apa salah aku sebenarnya."

Klik.

Terkirim, Salsha kalah cepat sekarang. Suara notifikasi membuat Salsha kembali membaca pesan dari Iqbal untuk kedua kalinya.

PLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang