45. CEMBURU MODE POSESIVE

478 40 8
                                    


Jangan menarik ulur perasaan, jika suka katakan dan jangan menariknya sesukamu. Yang kau lakukan membunuh hatinya, dan penghianatan bukan jawabannya.

"Ah, sorry."

Kalista memutar bola matanya malas, mahasiswa yang sedikit kurang ajar sekarang sedang dihadapannya.

Berpura pura menabraknya, dan meminta maaf. Sangat klasik, dan Kalista hafal soal itu.

"Hm."

Dengan langkah cepatnya, berstatus dosen dia kembali berjalan meninggalkan koridor kampus yang sangat luas dan lebar, Kalista berjalan cepat menuju ruangannya.

Sekarang, benar benar tidak ingin diganggu lagi.

"Bu dosen, saya mempunyai kesulitan dalam mata kuliah bahasa inggris."

"Bisa minta waktunya sebentar untuk mendapat sedikit tutor dalam mata pelajaran anda?"

Kalista memutar bola matanya malas, dia juga membuang nafasnya kasar.

Dia lelah, sungguh.

Harus berapa kali Kalista katakan, usaha Aldi harus sia sia.

"Aldi, lo mau apa lagi si!" Keluhnya lagi, bisa dia hitung hampir sekian banyak.

Tidak sedikit, tapi lebih dari kata memuakan.

"Salsha." Kalista berdecit.

"Lo gak capek?"

"Harus sampe gimana gue jelasinnya, gue gak akan pernah kasih tahu lo sampe kapanpun."

"Gue gak mau lo sama Salsha balik lagi." Aldi menatap wajahnya datar, Kalista benar benar tidak peduli.

Ini bukan soal tidak percaya dan percaya, ini soal hati dan perasaannya.

Aldi, bukannya bodoh.

Dia hanya mau berusaha, dan tidak ingin menyerah. Kurang apa lagi?

"Buka mata lo lebar lebar."

"Pasang pendengaran lo baik baik, GUE GAK AKAN PERNAH PEDULI SOAL PERASAAN LO. Paham?" Kalista benar benar menekan setiap katanya.

Hatinya memang keras, tidak jauh berbeda dengan batu.

Dan, dia benar benar tidak perduli.

Toh, masa magang hanya satu sampai dua tahun.

Jika dia tidak betah, dan tidak begitu nyaman Kalista akan pulang ke negaranya dan melanjutkan study nya.

Itu tidak buruk, dan Kalista akan melakukannnya.

Hidupnya terlalu dicampuri oleh cinta Aldi, dan Kalista muak soal itu.

"Ini tentang masa depan, jadi gue minta lo jangan egois." Kalista memutar bola matanya.

Apa?

Egois?

"Tolong jelasin, bagian mana gue egois?" Tanya dosen itu yang sedang menatapnya galak.

PLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang