Hari paling sulit bagi Iqbal adalah bertemu dengan mantan saingan calon istrinya yang sudah berhasil melupakan, tapi tidak dengan perasaannya.
"Sialan." Gerutu Kania yang kembali tidak mendapat kerjasama dengan perusahaan yang sudah lama diincarnya.
Setidaknya jika tidak dengan perusahaan si Tampan, bekerjasama dengan perusahaan nona Katya beberapa hari yang lalu itu sudah membuat nama perusahaannya menjadi naik daun.
Setidaknya sedikit terkenal, dan mendunia itu merupakan pencapaian tertinggi baginya.
"Kenapa si?"
"Hari ini harusnya gue dapet kerjasama perusahaan Tasto'f Company. Sial, lolos lagi." Tania yang sedang duduk duduk saja hanya menatap adiknya biasa saja.
"Collega banyak. Gak harus tiga perusahaan itu juga yang lo tuju buat menjalin kerja sama. Ujung ujungnya, gak kena kan?" Terkekeh sebentar, lalu kembali meniup kopi dicangkirnya sedikit.
"Udah lah, jalanin aja. Siapa tahu hal besar yang gak lo duga justru lo dapet dalam waktu singkat. Mungkin aja, dengan hal sepele." Kania terus mendengus menatap kakaknya yang sangat santai.
"Ngelakuin sesuatu hal harus ada rencana, hampir satu tahun gue suka sama kinerja Tasto'f Com. Udah deal padahal, harusnya gak segila ini." Tania mengendikan bahunya acuh, dan kembali mengecek saham perusahaan yang adiknya pegang.
"Signifikan kok, kenapa lo masih tetep kejar tiga perusahan lagi. Terus fokus juga makin naik kok, gak harus terburu buru juga." Kania membuang nafasnya asal.
"Gini nih yang buat lo sering anjlok saham." Ucap Tania yang berjalan mendekat ke arah adiknya yang sedang duduk disofa ruang kerjanya.
"Kita dalam berwirausaha dan mengurus perusahaan, gak mengharuskan harus milih titik paling tinggi."
"Perusahaan tinggi belum tentu mau nampung lo yang baru baru aja merintih karir dari bawah dan baru aja naik."
"IQ lo lebih tinggi dari gue cuma 1,5. Tapi tetep aja, gue kakak lo. Gue yang lebih tahu tak tik bersih kotornya perusahaan, wajar kalo Tasto'f mau kerjasama sama perusahaan gue karena perusahaan yang gue pegang udah dari awal ada, jauh sebelum perusahaan lo ada." Ucap Tania yang berhasil diterima oleh adiknya, dengan mengelus pelan puncak rambut adiknya yang sudah berubah warna menjadi biru muda.
"Ngapain warnain rambut? Mungkin aja collega lo takut karena lo terlalu bar bar buat ukuran orang dewasa."
"Gue gak menyalahi umur sebenernya, cuma. Ada baiknya, jangan warnai rambut. Urusan tindik dihal pribadi lo, itu kan tertutup." Kania memutar bola matanya malas.
Pasti membawa bawa tindiknya yang ada di privasi miliknya, apa salahnya.
Jika menindik didalam bukan kah tidak kelihatan, mungkin saja saat melakukan itu.
Collega tidak akan tahu.
"Gimana cara lo bisa kerjasama sama perusahaan Ibra's Com? Sumpah, kalo boleh jujur. Gue suka sama pimpinan utamanya." Tania memutar bola matanya sedikit malas.
"Gue harap lo masih gak main main jauh sama cowok diluaran sana." Ucap Tania yang membuat Kania terdiam seribu kata.
"Jawab gue!" Kania menunduk dan sedikit menganggukan kepalanya lirih.
![](https://img.wattpad.com/cover/186689713-288-k269970.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PL
De TodoPICK LOVE VERSI WATTPAD ON GOING "Kalo lo gak cinta sama Salsha, lo bisa lepasin dia. Biarin gue bahagiain dia." Ucap Iqbal berjalan mendekati Aldi yang sedang melamun. "Gue cinta sama dia." Jawab Aldi berusaha tersenyum dikursinya. Sudah kesekian k...