BONEUS EIXTEURA PAREUT [KLARIFIKASI]

474 29 15
                                    

Ada yang sedang bahagia, tapi bukan Iqbal saja. Ada Aldi yang sudah memulai hidup barunya.










"Momy apa kabar?" tanya Aldi yang sedang merapikan rambut Hana, tunangannya.

"Ada."

"Udah makan belum?" Hana hanya menganggukan kepalanya malas, merebahkan kepalanya pada paha dalam Aldi dan wajahnya berhadapan dengan perut sedikit berototnya.

"Kenapa mager pagi-pagi kaya gini?" Hana hanya menututp kedua matanya berpura-pura tertidur.

"Gak papa. Mager aja. Kamu sibuk kerja dan aku males di kantor." Aldi mengangguk, mengelus anak rambut Hana dan mencium kening Hana pelan dengan gerakan cepat.

"Gimana persiapan pernikahannya, semua yang kamu mau udah PO dapetin." Hana menarik bibirnya sedikit sebal.

"Gak semuanya, mungkin harus diundur sekitar satu dua hari lagi. Gaun yang aku mau bahannya gak sesuai sama yang aku suka." jawab Hana dengan nada kesal namun terdengar manja ditelinga Aldi.

Dengan kembali mengelus puncak kepalanya lagi, Aldi hanya tersneyum tipis cukup sabar.

Ini wajar. Hana manja pada Aldi. Mereka akan menikah dan akan membuat rumah tangga mereka masing-masing.

Kadang aneh memang, Hana yang manja dan terlihat tidak bisa diandalkan didepan Aldi justru paling bisa maju keepan di Kantornya.

Aldi awalnya juga tidak percaya akan tetapi saat dirinya melihat hal itu secara langsung dengan kedua matanya, Aldi percaya.

Terkadang wanita memang lebih butuh waktu untuk bermanja-manja pada pasangannya setelah lelah bekerja.

Dan seorang pria dewasa juga butuh wanita manja untuk menghibur lelahnya.

Mungkin saja kan?

Hana sedikit tersenyum miring, menarik leher Aldi secara tiba-tiba untuk melengkung berhadapan dengan wajahnya yang sedang ada dipangkuan Aldi dengan tiduran cukup nyaman.

Chup.

"Manis." komentar Hana yang baru saja menempelkan sedikit bibirnya pada bibir yang lain.

Hana sedikit tersenyum malu menahan warna merah dipipi-nya.

Untuk ukuran saling mengecup, mungkin sudah biasa dilakukan. Itu dari pihak Aldi.

Hari ini dari pihak Hana, dan itu yang membuatnya terlihat cukup malu.

"Kenapa?" tanya Aldi dengan wajah serius, seakan-akan bertanya jika 'mau lagi?' Hana membuang wajahnya menyembunyikan rasa panas dipipinya yang sama sekali tidak bisa ditahannya.

"Apaan si, awas deh. Jangan deket-deket." Dorong Hana saat wajah Aldi kembali lebih condong seperti saat Hana mencuri kecupan singkatnya.

Dengan sedikit tersenyum, Aldi hanya menahan wajah Hana untuk berhadapan dengannya lebih dekat.

"Gimana?"

"Bisa rasain nafas aku didepan muka kamu?" Hana kembali mengambil ruang kecil untuk melepaskan dirinya dari kungkungan terlalu dekat Aldi yang selalu menyebalkan jika berhubungan dengan hal seintim ini.

PLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang