33 PERGI TANPA PAMIT

565 35 8
                                    


Egois? Belajarlah mengambil keputusan untuk tidak mementingkan diri sendiri, akibatnya fatal. Mungkin lebih parah dari kembali menjalin hubungan LAGI dengan mantan :(

Belum Salsha mengeluarkan suaranya Aldi langsung mengeluarkan argumen miliknya yang benar benar membuat suara Salsha hilang tertelan bumi.

"Selesai?" Tanya Salsha seperti gumaman.

"Iya, mulai saat ini, hari ini. Lupain gue, lupain apa yang selalu gue lakuin sama lo, lupain kalo gue pernah buat lo nyaman dan sakit hati secara bersamaan."

"Maaf, gue bukan cowok yang terbaik buat lo soal ini. Tapi gue bener bener minta maaf, keputusan gue ada karena gue merasa lo gak bener bener cinta sama gue." Lanjut Aldi lagi.

"Why?" Tanya Salsha yang bingung harus mengeluarkan suaranya.

"Why Al? Kenapa baru sekarang, kenapa harus sekarang, saat gùe bener bener percaya lo sayang sama gue, justru lo malah minta kita selesai?" Tanpa sadar Airmata Salsha terjatuh dengan desar, dia menyekanya dengan cepat.

"Gue gak bisa punya hubungan dengan LDR, gue gak bisa punya hubungan yang cuma kita fokus, kita bersama. Tapi akhir akhir ini gue merasa kalo gue bener bener bosen sama lo. Gue merasa lo cuma ada dengan adanya status, lo gak ada saat gue butuh lo, lo gak ada saat gue bener bener butuh lo disamping gue walaupun sebentar. Nyatanya keputusan lo terlalu egois buat kita breakstreet, gue gak fokus ujian kemaren karena mikirin itu, dan lo lulus dengan nilai sempurna karena lo egois mikirin keadaan lo sendiri, sedangkan gue? Gue gagal mendapat nilai sempurna yang papa gue mau." Ucap Aldi panjang lebar, Salsha melihat buket bunga ditangannya dengan dengan mata sayu.

"Bunga? Bunga yang lo kasih?" Tanya Salsha pada Aldi dengan menatap buket dipelukannya.

"Itu cuma bukti kalo hubungan kita bener bener selesai sampai disini." Jawab Aldi santai, namun dengan satu setengah detik saja Aldi mendapat pukulan buket bunga ditangan Salsha.

"Dengan segala yang lo lakuin, dengan banyak hal yang kita lewatin bersama lo dengan gampangnya bilang kal--"

"Iya! Stop minta alasan lebih atau ucapan gue makin lebih nyakitin lo." Ucapan itu benar benar menohok hati Salsha.

Sekian lama mereka berdua dekat, dan keduanya menjalin sahabat empat tahun dan pacaran satu dua tahun dan Aldi dengan gampang memutuskannya begitu saja.

"Al, kita deket enem tahun."

"Dan gue minta hubungan kita berakhir hari ini!" Timpal Aldi kasar, dia menatap Salsha marah.

"Mau sampe kapan lo mikir gue yang enggak enggak? Dulu Iqbal, terus Rio, Bastian dateng dia juga, terus sekarang Arga?"

"Kapan jiwa cemburu lo hilang si, semua yang lo omongin selalu egois dalam perasaan, bukannya baik kita berdua dapet nilai bagus, tertinggi juga." Jelas Salsha sedikit meredakan suasana.

"LO YANG TINGGI, Gue tetep si bawah lo. PUAS LO!" Tuding Aldi marah.

"Mulai detik ini, gue bersumpah, kalo gue bener bener nyesel pernah punya hubungan dekat ataupun jauh sama lo, gue gak akan pernah memaafkan diri gue sendiri dengan menjalin hubungan sama lo yang bener bener kotor. Gue merasa kotor, pernah puny--"

PLAK

"Gue benci sama lo." Salsha menampar keras pipi Aldi dan berlari meninggalkan bekas bayangan dan pijakan kaki yang dia benar benar merasa sesak dihatinya, airmata mengalir menandakan jika semua rasa sesaknya benar benar tidak membantu.

Dengan langkah cepat Salsha berlari menuju mobilnya yang sudah ada kakaknya yang tersenyum miris.

Benar kata kakaknya.

PLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang