60. LICIKNYA KANIA

433 41 21
                                    

Apa kata maaf bisa begitu saja diterima jika yang meminta maaf berkhianat.


"Bisa berbicara dengan Pimpinan Mahwa's Comp?" Iqbal yang sedang berdiri didepan meja Resepsionis bertanya dengan wajah datar."

Terlalu banyak pasang mata yang melihat padanya sampai sampai Iqbal membuat tatapan serisih itu.

Jika, semua karyawan disini bisa sedikit lebih fokus atau hanya sikap mereka tidak terlalu berlebihan Iqbal akan sedikit nyaman.

Semua yang ada disini seakan akan membuat Iqbal terlalu nyaman hanya karena datang, tahu seperti ini Iqbal memanggil pemilik perusahaan baru ini untuk datang saja ke kantor pusat milik ayahnya.

Waktu benar membuat Iqbal begitu mengerti jika terlalu terburu buru karena ingin cepat cepat pulang dan datang pada hari kelulusan Salsha membuat dirinya justru terjebak dalam masalah lebih lebar lagi.

Rasanya, Iqbal menyesali perbuatan ini.

"Nona sedang ada janji dengan seseorang, ada yang bisa saya bantu tuan?" Iqbal berdecit, apa lagi sekarang.

Tidak ada ditempat?

Astaga! Tamat sudah.

"Saya Direktur utama Kilf's Com, sepertinya pimpinan anda sudah membuat janji dengan perusahaan saya, apa bisa langsung saya pergi saja jika pempinan anda benar benar tidak menyetujui kesepakatan ini dengan perusahaan saya."

"Saya benar benar sedang sibuk, katakan padanya jika ingin, pergilah cepat dan jika tidak, jangan ajukan terlalu banyak pengajuan dari perusahaannya hanya untuk menyepam email sekretaris saya."

Begitu ucapnya Iqbal dengan suara sangat formal sampai tidak begitu perduli akan apa dan siapa yang sedang diajak bicara.

"Oh, maaf tuan." Ucap Resepsionis itu dengan suara sangat bersalah, jika boleh dinilai pakaiannya benar benar tidak ada pada standar pakaian diperusahan Iqbal.

Pada OB ataupun OG saja tidak, terlalu sedikit bahan dan tidak sopan.

Bagaimana bisa perusahan seliar ini berdiri dan seperti apa kinerjanya sampai bisa memperkerjakan mereka mereka ini?

Walaupun sedikit baik, tapi sekarang Iqbal harus sedikit mengurangi penilaian baik terhadap perusahaan Mahwa's ini.

"Akan segera saya hubungi, bisa tuan menunggu sebentar? Sebentar saja." Mohonnya lagi yang membuat Iqbal hanya berjalan pada kursi tunggu disekitarnya.

Yang sedikit privat, ingat.

Seumur umur Iqbal memegang perusahan bundanya, dia sama sekali dihormati.

Satu kali dia masuk dan bertanya, dia langsung disambut dan berjalan masuk pada ruang pertemuan.

Bukan menunggu ditempat tunggu seperti ini, kinerjanya buruk.

Iqbal juga harus mengingat jika hal ini juga merupakan nilai minus bagi perusahaan baru ini.

Sudah sekian banyak Iqbal terus membuang nafasnya sedikit gelisah dan tidak nyaman secara bersamaan.

Terlalu sombong dan menilai baik pada kefuaa perusahan orang tuanya.

"Maaf tuan, nona sedang ada janji. Dan mungkin, jika tuan berkenan menunggu bisa saya antarkan pada ruangan nona sekarang."

"Nona akan kembali sekitar satu setengah jam atau dua jam lagi." Iqbal mendengus, apa boleh buat.

"Katakan saja padanya, iya atau tidak. Saya benar benar tidak bisa menunggu dan membuat waktu saya hanya untuk menunggu."

PLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang