Lagi, menerapkan. Siapa yang mendekatiku saat ada maunya, aku juga akan menerima dia saat aku butuhkan, saja.
.
"
"Kenapa?" Tanya Kalista yang bingung karena Bastian terus saja melihatnya tanpa berkedip.
"Gimana rasanya jadi dosen? Ngajar pacar sendiri." Wajah Kalista mendatar, apa yang harus diceritakan.
Semuanya sama, menyebalkan.
"Harusnya aku yang tanya, gimana rasanya. Diajar sama pacar sendiri?" Bastian memutar bola matanya malas.
"Jelas malu lah, derajat jatuh." Kalista tertawa keras, memang apa yang harus diceritakan.
Mereka mempunyai cerita sendiri sendiri terhadap hidupnya.
Bagaimana Bastian yang merasa tidak enak karena harus menjadi orang biasa yang tidak bisa secerdas pacarnya.
Dan bagaimana Kalista menjadi dosen yang mendapat banyak tekanan dimanapun dan kapanpun.
Semuanya berputar, seperti saat kau akan menjadi diatas tapi kau harus dijatuhkan.
Ya sama, seperti itu yang Kalista rasakan saat ini.
Senang, bisa bertemu dan menjalin hubungan dengan Bastian.
Tapi, posisinya dibenci dikampurs ini. Apa lagi, karena umur dan posisinya tentu saja.
Suasana menjadi hening, tangan keduanya saling bertautan dengan Bastian yang sedang tertidur.
Kepala Bastian ada dipangkuan Kalista dengan sangat rapi, Kalista tersenyum.
"Ngatuk yang?" Bastian menganggukkan kepalanya samar, antara tidak yakin dan malas menjawab.
"Jam berapa sekarang?" Tanya Bastian yang membuat Kalista melirik arlojinya malas.
"Jam setengah duabelas, kapan pulang?" Kalista mengelus surai legam pacarnya dengan pelan.
"Gak tahu, nanti aja." Jawab Bastian malas, dia kembali mengusek wajahnya pada perut Kalista.
"Tidur di sini emang gak boleh?" Tanya Bastian kembali, wajah Kalista menjadi mendatar dengan pertanyaan bodoh pacarnya.
"Gila! Ya enggak lah." Bastian terkekeh, dia menutup kedua matanya ingin beristirahat.
"Kamu beneran mau ngurus surat pengunduran diri dari kampus?" Kalista terdiam, dia kembali berfikir kembali.
Hanya satu kelulusan, maksudnya bukan satu.
Satu tahun dan setengah semester, bukankah itu cukup lama.
"Iya, pekerjaannya gak nyaman."
"Bukan karena kamu gerogi, ngajar ada aku kan?" Kalista memutar bola matanya malas.
"Gak usah ngarang deh." Sangkal Kalista cepat, mengangkat kepala Bastian agar menjauh dari ranjangnya.
"Kenapa, berat?" Tanya Bastian bingung, menaikan alis dengan suasana yang berbeda.
"Pulang sana!"
"Sempit lama lama kamu diapartemen kamar aku." Bastian memanyunkan bibirnya tidak setuju.

KAMU SEDANG MEMBACA
PL
De TodoPICK LOVE VERSI WATTPAD ON GOING "Kalo lo gak cinta sama Salsha, lo bisa lepasin dia. Biarin gue bahagiain dia." Ucap Iqbal berjalan mendekati Aldi yang sedang melamun. "Gue cinta sama dia." Jawab Aldi berusaha tersenyum dikursinya. Sudah kesekian k...