⚠WARNING⚠ Cerita ini membuat siapa saja yang membacanya baper dan tidak mau berhenti membaca. Jhahaha gak seWOW itu juga sih tapi semoga suka sama cerita ade.
Ini pertama kalinya ade nulis mohon horeksinya😻😻
Happy reading
♡♡♡♡
"Reeeeey. Rey Rey kau tau tidak"
"Tidak tau" Reyhan Rahardika tampak acuh dengan ke histerisan Ara yang sekarang duduk di sofa di sebelahnya dengan senyum yang sangat lebar hampir sampai telinga. Dia memang sudah terbiasa dengan Arakila yang suka seenaknya keluar masuk ke apartemenya tanpa mengetuk. Apa dia tidak ingat kalau ini apartemen laki laki? Apa jangan jangan dia tidak menganggapnya lelaki.
"Ish denger dulu Rey" Arakila atau yang lebih sering di panggil Ara itu terus mengoyangkan bahu Reyhan
"Iya iya ini juga di dengerin" Reyhan masih acuh dan sibuk dengan game di handphone nya.
"Bang Ata tadi nembak aku" Reyhan berhenti seketika dan menatap serius Ara.
"Apa tadi kamu bilang aku gak denger" dia menghadap Ara ingin memastikan pendengaranya.
"Bang Ata tadi nembak aku"
"Terus kamu terima?" Reyhan mulai was was. Pasalnya dia sudah lama suka dengan Ara tapi Ara tidak pernah peka dengan perasaanya. Dia mohon jangan sampai Ara menerimanya, dia tidak sanggup kalau itu terjadi. Dia tidak rela berbagi Ara dengan siapa pun."Ya aku terima lah. Dia itu baik banget. Lihat dia bahkan ngasi aku boneka dan bunga ini" Ara memperlihatkan boneka doraemon besar dan buket bunga berwarna biru besar yang dia tangkup, wajahnya berbinar binar bahagia.
Berbeda dengan Ara yang senang Reyhan terlihat pucat. Hatinya terasa di sambar petir di siang bolong. Bagaimana perasaanmu ketika mengetahui jika orang yang sudah lama kau suka menjaling hubungan dengan orang lain, pasti hancurkan. Itulah yang di rasakan Reyhan sekarang.
Sebenarnya Ara menganggap dirinya apa selama ini. Dia sudah melakukan banyak hal untuknya. Dia sudah mengorbankan banyak hal waktunya, perasaanya bahkan dia rela mengorbankan dirinya untuk selalu ada setiap saat. Tapi apa sekarang? Dia tidak menghargai semuanya. Dia seolah tak di anggap.
Dia kecewa, dia putus asa, frustasi dan marah. Marah karena dia sama sekali tak di lihat sama sekali oleh Ara. Seakan kehadiranya hanya sebuah figura yang tidak penting dan tidak cukup pantas Ara perhatikan.
"Kamu kenapa Rey? Kok diem terus sih bukan nya ikut seneng. Kamu sakit?" Ara terus saja berceloteh tanpa melihat raut wajah yang semakin keruh.
"Iya aku sakit. Aku sakit hati tau gak" Reynald bangkit dan berteriak di depan Ara"Rey kau kenapa? Kenapa kamu marah" lirih Ara dia berdiri dari duduknya beringsut menjaga jarak dengan Reyhan, dia takut dengan Reyhan sekarang. Dia tidak tahu kenapa Reyhan membentaknya. Sebelumnya dia tidak pernah melihat Reyhan semarah ini apa lagi sampai membentaknya.
"Kau tidak tahu kenapa hah? Sampai kapan ara? Sampai kapan kau terus tidak peka dengan perasaanku? Sampai kapan aku harus merasakan perasaan sialan ini sendirian?. Sampai kapan Ara?" Reyhan terus membentak Ara dan mencekal lengan atas nya sampai Ara meringis. Ara terus saja berontak berusaha melepaskan cekalan Reyhan, tapi semakin dia berontak semakin kencang Reyhan mencekalnya.
"Rey kau menyakitiku" Ara ingin membentaknya dan memarahi Reyhan balik tapi suara yang keluar hanya berupa bisikan.
"Kau yang lebih menyakitiku ra. Sudah lama aku memendam rasa ini seorang diri ra, tapi kau tak menyadarinya dan seolah tak peduli. Kau anggap apa aku sebenarnya? Apa kekuranganku ara?" Suara Reynald makin melirih benar benar frustasi memikirkan semuanya.
"Rey, aku mana tau kau punya perasaan denganku. Kau tidak pernah memberi tauku"
"Seharusnya kau tau dengan caraku memperlakukanmu selama ini Ara. Aku tidak ingin banyak bicara dan lebih banyak bertindak"
"Tetap saja Rey, aku tidak ingin ke geeran dengan menyangka kau menyukaiku. Aku tidak ingin berharap dengan yang tidak pasti" ucapanya benarkan? Reyhan tidak pernah mengatakan apa pun soal perasaanya atau pun menyatakan nya pada Ara, Ara tidak mau terjebak dalam perasaan nya sendiri dan terlalu banyak berharap dengan Reyhan. Ara akui Reyhan selalu baik untuknya selalu ada dan menolongnya tapi Ara pikir itu hanya sebagai soledaritas sesama teman itu aja.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy 'BoyFriend'
أدب نسائي⚠WARNING⚠ ADA BEBERAPA CAPTER MENGANDUNG KONTEN DEWASA 18+ 21+ HARAP BIJAK DALAM MEMBACA Gende:Chicklit Jangan pernah berharap pergi atau lari dariku. Atau aku tidak akan segan menghukumu, dengan hukuman yang lebih berat di setiap kau mencoba lar...